Kesendirian dan kreativitas kerap punya keterkaitan yang erat. Banyak peristiwa "eureka" atau pencerahan yang dikisahkan dialami para ilmuwan, seniman, atau pujangga saat mereka sendiri.
Keterkaitan keduanya seolah telah menjadi klise di kalangan pemikir kreatif: ilmuwan sendirian di laboratorium, penulis di kabin di tengah hutan, atau pelukis di studio sederhana”.
Tetapi, bagaimana sebenarnya kesendirian mendorong imajinasi, membuka jalan bagi kecerdikan otak, dan memicu inspirasi? Robert Coplan, psikolog dari Carleton University, merinci lima proses kelahiran ide-ide kreatif dalam momen kesenderian.
Efek “mandi”
Kalau Anda merasa ide-ide terbaik muncul saat mandi, Anda tidak sendiri. Tempat paling umum orang mendapat “aha moment” termasuk saat di kamar mandi, di perjalanan, atau saat berolahraga. Meski aktivitas ini tidak selalu sendirian, semuanya memberi jeda dari banjir informasi dan interaksi sosial.
"Kesendirian memberikan ruang untuk otak mengembara, mengaktifkan default mode network—jaringan otak yang berkaitan dengan keluwesan berpikir alias kemampuan “out of the box”. Jadi kalau buntu, biarkan ide Anda berinkubasi—misalnya lewat mandi, berjalan, atau berkendara," kata Coplan seperti dikutip dari Psychology Today, Senin (29/9).
Menikmati lamunan
Pikiran yang berkelana bisa jadi gerbang kreativitas. Namun, kalau arah lamunan ke masa lalu atau pada orang lain, menurut Coplan, risikonya justru membuat kita menjadi murung dan mudah cemas.
Coplan mencontohkan riset menemukan bahwa melamun soal masa lalu yang fokus pada orang lain menurunkan suasana hati. Sebaliknya, melamun tentang masa depan dan fokus pada diri sendiri meningkatkan mood positif.
"Jadi, melamun saat sendiri bisa membuka jalan baru untuk berpikir, selama kita sadar ke mana lamunan itu mengarah," kata penulis buku The Joy of Solitude itu.
Memainkan “solo” yang tepat
Apa yang sebaiknya dilakukan agar ide mengalir saat sendiri? Penelitian Benjamin Baird menunjukkan kita butuh “titik yang tepat” antara kesendiran yang membosankan dan yang menuntut lahirnya gagasan-gagasan.
Dalam risetnya, Baird meminta partisipan menyebutkan kegunaan tak biasa dari benda sehari-hari di bawah kondisi berbeda. Hasilnya mengejutkan: mereka yang sempat istirahat dengan aktivitas ringan—seperti melabel angka ganjil/genap di layar—menghasilkan ide lebih banyak ketimbang yang mengerjakan tugas berat atau tidak istirahat sama sekali.
"Artinya, aktivitas ringan yang tidak terlalu menuntut membuat otak bebas mengembara dan menghubungkan titik-titik ide," kata Coplan.
Ilustrasi anak muda menari. Foto Ist.
Membiarkan “flow” mengalir
Fenomena lain yang terkait kreativitas adalah flow—konsep dari psikolog Mihaly Csikszentmihalyi tentang “pengalaman optimal” alias “in the zone”. Flow adalah kondisi tenggelam total dalam aktivitas tertentu, percaya diri, tidak sadar diri, dan lupa waktu.
Selama ini, flow banyak ditemukan pada atlet, tapi juga dialami penulis, seniman, petualang alam bebas, dan gamer. Meski flow bisa terjadi dalam konteks sosial, introvert lebih sering mengalaminya saat sendiri, sedangkan ekstrovert saat bersama orang lain.
Menemukan keseimbangan
Walau kesendirian punya keunggulan unik, kita tidak boleh menyepelekan peran kolaborasi dalam proses kreatif. Coplan mencontohkan sebuah riset yang menemukan bahwa orang yang bergantian antara sesi menyendiri dan sesi brainstorming kelompok menghasilkan ide lebih banyak ketimbang yang hanya sendiri atau hanya kelompok.
"Beberapa fase kreatif memang butuh kesendirian—untuk mengembangkan ide, riset mendalam, atau membiarkan pikiran berkelana. Tapi penting juga mendapat perspektif lain, menguji ide, dan mendengar umpan balik. Sosok yang ekstrovert cenderung mencari kolaborasi, introvert memilih menyendiri. Keduanya sama-sama memberi manfaat," jelas dia.
Coplan menyimpulkan kesendirian adalah inkubator ide yang hebat. Untuk lepas dari kebuntuan, luangkan waktu sendiri dan pilih aktivitas yang memberi ruang pikiran berkelana—tidak terlalu membosankan, tidak terlalu menuntut.
"Lalu, selingi dengan sesi bersama orang lain. Pendekatan seimbang ini bukan hanya memantik kreativitas, tapi juga meningkatkan kesejahteraan secara umum," imbuh dia.