close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi seorang pria duduk sendiri di sebuah stadion./Foto wgbieber/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi seorang pria duduk sendiri di sebuah stadion./Foto wgbieber/Pixabay.com
Peristiwa
Rabu, 02 Juli 2025 22:04

"Kesepian membunuhmu", ini cara menemukan teman baik

Jangan Anggap Remeh Kesepian, Bisa Memperpendek Umur.
swipe

Bayangkan ini: setelah seharian bekerja dari rumah, pesanan makanan datang, dan Anda pun duduk santai sambil nonton serial favorit sendirian. Terdengar menyenangkan, ya? Tapi jika ini jadi rutinitas, bisa jadi diam-diam membahayakan kesehatan Anda. Para ahli menyebuttnya gaya hidup yang dekat dengan kematian.

Masalahnya bukan pada makanan cepat saji atau camilan malam. Tapi karena hubungan sosial yang positif dan kuat adalah salah satu kunci utama untuk hidup lebih panjang dan lebih sehat, menurut sejumlah penelitian.

"Manusia itu makhluk sosial. Kita punya kebutuhan alami untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok," kata Dr. Amit Kumar, dosen psikologi dan pemasaran dari University of Texas.

Lalu kenapa kita perlu peduli? Karena dampak dari kesepian itu besar.

Menurut Dr. Vivek Murthy, mantan Dokter Bedah Umum AS, risiko kematian akibat keterasingan sosial setara dengan merokok 15 batang sehari. Bahkan lebih berbahaya dibanding obesitas atau kurang olahraga.

Kurangnya hubungan sosial juga berkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi, stres berat, kematian dini, dan kemampuan mengelola emosi yang buruk.

Masalahnya, makin dewasa, makin sulit cari teman baru. Banyak orang terhambat oleh rasa takut ditolak atau tidak percaya diri. Ada juga yang kesulitan karena tidak ada tempat yang nyaman dan terjangkau untuk bersosialisasi, kata Danielle Bayard Jackson, pakar hubungan dari Women’s Relational Health Institute.

Tapi, membangun hubungan sosial tetap penting dan layak diusahakan.

Menghadapi rasa takut dan hambatan sosial

Kalau Anda ingin punya lebih banyak teman atau koneksi sosial, mulailah dengan mengenali hambatan dalam diri sendiri, kata Jackson, penulis buku Fighting for Our Friendships.

Banyak orang takut dianggap aneh, takut ditolak, atau memang punya kecemasan sosial. Tapi jika Anda tidak pernah mencobanya, otak Anda tidak akan tahu bahwa Anda sebenarnya bisa bersosialisasi.

Para ahli menyarankan untuk melatih keberanian menghadapi penolakan. Misalnya, coba ajak ngobrol kasir saat belanja, minta sesuatu yang sebenarnya Anda tahu akan ditolak, atau sekadar berinteraksi lebih lama dari biasanya dengan pelayan restoran.

Jika waktu Anda terbatas, cobalah prioritaskan waktu untuk bersosialisasi daripada terlalu banyak komitmen lain. Nongkrong nggak harus selalu di kafe atau acara besar. Aktivitas santai seperti olahraga bareng, masak bareng, atau bahkan melipat cucian bareng bisa jadi waktu berkualitas bersama teman.

Tantangan sosial di zaman serba praktis

Banyak orang sekarang merasa makin sulit bersosialisasi karena tidak ada lagi “tempat ketiga” — tempat nongkrong di luar rumah dan kantor. Tapi faktanya, tempat-tempat seperti itu sepi karena kita sendiri jarang datang.

Jackson menyebut budaya serba instan dan kemudahan teknologi juga ikut andil. Layanan antar makanan, belanja online, hingga ibadah lewat live streaming membuat kita tak perlu keluar rumah. Praktis, iya. Tapi juga mengurangi peluang bertemu orang baru.

Coba ingat kapan terakhir Anda ngobrol spontan dengan orang asing di kafe, bioskop, atau taman? Kalau Anda langsung ambil pesanan lalu pulang, momen seperti itu tidak akan terjadi.

Cara bertemu orang baru yang sepemikiran

Pikirkan seperti ini: kalau Anda suka membantu orang, mungkin bisa jadi relawan. Kalau suka baca buku, coba datang ke diskusi buku atau toko buku lokal. Jangan takut untuk datang sendiri — orang lain juga sedang mencari koneksi seperti Anda.

Anda juga bisa:

  • Kunjungi perpustakaan, taman kota, atau pasar lokal secara rutin

  • Ikut kelas yang menarik minat, seperti menari atau masak

  • Gunakan aplikasi pencari teman

  • Hubungi kembali teman lama yang sudah lama tidak diajak ngobrol

Atau, Anda bisa jadi inisiator. Undang teman untuk makan malam dan minta mereka ajak satu teman baru. Ini bisa jadi cara menyenangkan untuk memperluas lingkaran sosial.

Mengobrol dengan orang baru

Ngobrol ringan memang kadang terasa canggung, tapi itu penting sebagai awal hubungan. Jika bingung mau bicara apa, tanyakan hal simpel yang relevan. Misalnya, kalau di bar musik, tanya soal musisi favorit mereka.

Gunakan teknik "dengarkan dan tautkan": sambungkan cerita mereka dengan hal yang Anda ketahui atau alami. Tetap penasaran dan terbuka — setiap orang punya cerita menarik jika kita mau mendengarkan.

Menjaga persahabatan yang sudah ada

Banyak orang berpikir bahwa persahabatan yang sejati akan mengalir begitu saja. Padahal, sama seperti hubungan romantis, persahabatan juga butuh usaha.

Atur pengingat untuk menyapa, ingat hal kecil yang disukai teman Anda, dengarkan tanpa menghakimi, dan luangkan waktu untuk tetap terhubung. Hubungan sosial yang kuat bukan hanya membuat hidup lebih bahagia — tapi juga bisa membuat Anda hidup lebih lama. (CNN)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan