close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Militer Thailand. Foto: Nikkei Asia
icon caption
Militer Thailand. Foto: Nikkei Asia
Peristiwa
Kamis, 24 Juli 2025 22:06

Setelah Thailand-Kamboja saling serang, dilaporkan 11 korban tewas

Thailand dan Kamboja saling menyalahkan atas krisis ini.
swipe

Setidaknya 11 warga sipil, termasuk seorang anak laki-laki berusia delapan tahun, dan seorang tentara tewas dalam konflik perbatasan yang telah berlangsung lama antara Thailand dan Kamboja yang meletus menjadi serangan langsung.

Thailand, pada hari Kamis, melancarkan serangan udara terhadap target militer Kamboja di sepanjang Kuil Ta Moan Thom yang telah lama disengketakan, yang terletak di wilayah perbatasan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja barat laut.

Setelah serangan tersebut, kekerasan menyebar ke setidaknya enam wilayah di sepanjang perbatasan, memaksa militer Thailand untuk menutup jalur penyeberangan antara kedua negara.

Konflik tersebut pecah setelah seorang tentara militer Thailand kehilangan kakinya akibat ledakan ranjau darat, yang menurut negara tersebut, ditanam oleh Kamboja.

Namun, Kamboja membantah telah menanam ranjau darat baru, dan justru mengklaim bahwa tentara Thailand menyimpang dari rute yang disepakati dan memasang ranjau lama yang ditinggalkan oleh perang saudara yang terjadi antara tahun 1967 dan 1975.

Kedua negara saling menyalahkan atas krisis ini. Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan bahwa Thailand memulai bentrokan bersenjata dan bahwa Kamboja hanya bertindak "dalam batas-batas pembelaan diri, menanggapi serangan tak beralasan oleh pasukan Thailand yang melanggar integritas teritorial."

Sementara para pemimpin regional menyerukan mediasi, Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan kepada para wartawan bahwa pertempuran harus dihentikan sebelum negosiasi dapat dimulai, Al Jazeera melaporkan.

Ia mengatakan belum ada deklarasi perang resmi dan bentrokan belum menyebar ke luar wilayah perbatasan.

Militer Thailand mengatakan telah mengerahkan jet tempur F-16.

Militer mengatakan bahwa dari enam F-16 yang telah disiapkan Thailand untuk dikerahkan di sepanjang perbatasan yang disengketakan, salah satu jet tempur menembaki Kamboja dan menghancurkan sebuah target militer.

Seruan perdamaian
Seiring situasi terus memburuk, pasukan Kamboja melancarkan serangan ke berbagai wilayah di Thailand, termasuk sebuah rumah sakit, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Setidaknya 40.000 warga sipil dari 86 desa di dekat perbatasan telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman, seorang pejabat distrik di Provinsi Surin, Thailand, mengatakan kepada Reuters.

Warga mengungsi ke tempat perlindungan bom yang terbuat dari beton dan diperkuat dengan karung pasir dan ban mobil.

Pertempuran tersebut bermula dari sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama sejak era kolonial Kamboja, ketika Prancis menetapkan batas antara kedua negara, menurut Al Jazeera.

Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan berubah menjadi kekerasan lebih dari 15 tahun yang lalu. Perselisihan ini kembali berkobar pada bulan Mei, ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di wilayah utara zona konflik saat ini.

Bentrokan terbaru ini telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh Asia, dengan beberapa negara menyerukan diakhirinya kekerasan.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat ini memimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), mendesak kedua belah pihak untuk tetap tenang.

Ia juga berjanji akan berbicara dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja pada Kamis malam untuk mendorong solusi damai.

“Paling tidak, kita bisa berharap mereka mundur dan semoga mencoba bernegosiasi. Perdamaian adalah satu-satunya pilihan yang tersedia,” ujarnya.

Tiongkok juga turut memberikan tanggapan. Dalam sebuah pengarahan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiaku mengatakan Beijing sangat prihatin dengan situasi ini dan mendesak kedua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog.

Ia menambahkan bahwa Tiongkok siap memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan.

Sementara itu, pemerintah Thailand telah menutup sekolah-sekolah di beberapa wilayah, dan Kamboja telah mengevakuasi siswa dan guru dari daerah-daerah yang terdampak pertempuran.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan