Thailand akan melakukan uji coba sistem peringatan bencana melalui telepon seluler. Ini dilakukan setelah dibanjiri kritik karena tidak ada alarm yang dikirim setelah gempa bumi Myanmar yang mematikan bulan lalu menyebabkan kerusakan di Bangkok.
Direktur Jenderal Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (DDPM) Phasakorn Boonyalak mengatakan Sistem Penyiaran Seluler (CBS) akan menjalani uji coba bulan depan di daerah-daerah tertentu termasuk ibu kota yang luas, yang sangat terguncang oleh gempa berkekuatan 7,7 skala Richter di negara tetangga Myanmar.
Sistem tersebut akan menggunakan tiga jaringan seluler untuk mengirim pesan peringatan "dengan cepat dan dengan jangkauan yang luas, baik tentang bencana alam maupun ancaman keamanan", katanya dalam sebuah konferensi pers.
Dimulai pada tanggal 2 Mei dengan area target terkecil — empat gedung balai kota — akan ada tiga uji coba, dengan latihan ketiga dan terbesar yang mencakup seluruh provinsi Bangkok dan Chiang Mai pada tanggal 13 Mei.
Ponsel warga akan mendapatkan pesan pop-up di layar mereka dalam bahasa Thailand dan Inggris, disertai dengan sirene, kata Phasakorn.
Pesan tersebut akan berbunyi: “Ini adalah pesan uji coba dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana, tidak ada tindakan yang diperlukan.”
Phasakorn mengatakan bahwa ini adalah uji coba publik pertama CBS dan bahwa wisatawan yang menggunakan jaringan roaming juga akan menerima peringatan tersebut.
DDPM bertujuan untuk mengeluarkan peringatan dalam waktu 10 menit setelah gempa bumi, katanya.
Gempa bumi pada tanggal 28 Maret menewaskan lebih dari 3.700 orang di Myanmar dan sedikitnya 53 orang di sebuah blok menara yang sedang dibangun di Bangkok yang runtuh secara dramatis.
Meskipun Thailand jarang mengalami gempa sekuat itu, Bangkok sering mengalami banjir besar di musim hujan.(macaubusiness,afp)