sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Adu kuat tagar jelang Pilpres 2019

Perang tagar di ranah media sosial makin ramai menjelang Pemilihan Presiden 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 27 Sep 2018 18:33 WIB
Adu kuat tagar jelang Pilpres 2019

Beberapa bulan belakangan, perbincangan publik diramaikan oleh tanda pagar #2019GantiPresiden yang dicetuskan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. Tagar itu muncul pada Mei 2018. Tak mau kalah, tagar itu mendapatkan tandingan dari #2019TetapJokowi, yang muncul di jagat maya pada April 2018.

Terhitung sejak sebulan terakhir ini, kicauan di twitter soal perang tagar antara kubu Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi berjumlah 459.637. Sebanyak 270.734 cuitan ditujukan untuk tagar #2019PrabowoPresiden. Sedangkan 188.903 cuitan ditujukan untuk tagar #JokowiLagi.

Respons warganet untuk tagar #2019PrabowoPresiden sebanyak 132.750 cuitan bernada positif, 52.614 cuitan bernada negatif, dan 85.370 netral, dalam kurun waktu sebulan terakhir. Sementara itu, untuk tagar #JokowiLagi, sebanyak 104.196 cuitan bernada positif, 26.121 cuitan bernada negatif, dan 56.586 netral.

Pada 26 September 2018, terdapat sebanyak 4.123 cuitan dengan tagar #JokowiLagi. Tagar #2019PrabowoPresiden hanya ada 739 cuitan di hari yang sama. Kedua tagar itu diikuti dengan tagar-tagar lain, yang menyertai.

Tagar yang mengekor

Tagar #2019PrabowoPresiden diikuti dengan beberapa tagar, yakni #2019GantiPresiden, #2019PrabowoSandi, dan #2019TetapAntiPKI. Sedangkan tagar #JokowiLagi diiringi tagar #2019TetapJokowi, #Jokowi2Periode, dan #2019TetapPancasila.

Warganet pengguna twitter menyuitkan #2019TetapAntiPKI sebanyak 54.032. Dari riset Alinea.id, politisi Partai Gerindra Fadli Zon, dengan akun @fadlizon, menjadi pengguna aktif dengan pengikut terbanyak di twitter, yang mencuitkan tagar itu.

Sementara, tagar #2019TetapPancasila paling banyak dicuitkan akun milik pengamat politik sekaligus Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rahman, dengan akun @fadjroeL.

Sponsored

Nyaris sebagian besar pengguna twitter yang sibuk berkicau tagar #2019GantiPresiden, termasuk yang hanya sekadar retweet atau like soal itu, didominasi laki-laki, dengan persentase 75%. Sisanya, 25% perempuan.

Dilihat dari kelompok usia, yang mendominasi tagar tersebut berusia antara 18 hingga 25 tahun sebesar 39,8%. Kemudian, disusul kelompok usia 26 hingga 35 tahun, sebesar 30,9%.

Pengguna twitter yang berkicau tentang tagar #JokowiLagi didominasi laki-laki, sebesar 71%. Sisanya, perempuan, sebesar 29%. Kelompok usia yang mendominasi tagar itu berusia 18 hingga 25 tahun sebesar 40%. Disusul kelompok usia 26 hingga 35 tahun, dengan persentase 32,4%.

Dari data ini, bisa disimpulkan, pemilih muda sangat potensial untuk digiring memilih salah satu pasangan capres-cawapres pada 2019 mendatang.

Dilihat dari daerahnya, Jakarta tercatat sebagai daerah yang paling banyak mencuitkan tagar tadi. Rinciannya, 8.092 akun mencuit #2019PrabowoPresiden berasal dari Jakarta, disusul dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Sedangkan tagar #JokowiLagi sebanyak 4.744 berasal dari Jakarta. Selain Jakarta, serupa dengan #2019PrabowoPresiden, daerah-daerah lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur juga ikut mencuit tagar tersebut.

Daerah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan Timur, Riau, dan Denpasar juga turut meramaikan perang tagar ini.

Top influencer

Nama Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto, menjadi orang yang paling sering dihubungi oleh sejumlah media soal tagar #JokowiLagi. Pendapat Setyo itu sering dikutip Kriminalitas, Republika, dan Rakyat Merdeka.

Setyo dikutip media-media itu terkait dengan peristiwa pembubaran deklarasi #2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden. JawaPos.com edisi 10 September 2018 dengan judul berita “#2019PrabowoPresiden Tak Apa-apa, yang Masalah #2019GantiPresiden,” Setyo dikutip tanggapannya mengenai #2019PrabowoPresiden.

"Kalau itu tidak ada apa-apa, tidak masalah. #2019PrabowoPresiden #2019JokowiPresiden nggak masalah, tapi yang jadi masalah kan yang #2019GantiPresiden," kata Setyo.

Sementara top influencers kedua yang paling sering dikutip adalah politikus Gerindra Andre Rosiade. Dia sering dimintai pendapatnya oleh media terkait tagar #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.

Seperti yang dicatat dalam pemberitaan Kompas.com berjudul “Gerindra: Pemerintah Tak Perlu Kebakaran Jenggot Hadapi #2019GantiPresiden.” "Sebenarnya #2019GantiPresiden, ataupun #Jokowi2Periode merupakan hal yang biasa-biasa saja, hanya bunga-bunga demokrasi. Tidak perlu pemerintah, BIN, dan kepolisian kebakaran jenggot," kata Andre.

Perang tagar di ranah dunia maya pasti akan semakin panas dan sering terjadi di masa-masa kampanye untuk Pemilihan Umum serentak 2019. Kampanye sendiri berlangsung dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019.

Berita Lainnya
×
tekid