sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AHY klaim tak paksakan kehendak jadi cawapres demi koalisi

AHY menegaskan, dalam berikhtiar tidak boleh ada yang saling memaksakan.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Kamis, 12 Jan 2023 20:22 WIB
AHY klaim tak paksakan kehendak jadi cawapres demi koalisi

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara agar dirinya tidak memaksakan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres). AHY mengaku sepakat tidak ada yang saling memaksakan kehendak demi terwujudnya Koalisi Perubahan yang digagas bersama Partai NasDem dan PKS.

"Yang jelas begini, kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak, ada yang saling memaksakan diri," ujar AHY di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (12/1).

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mewanti-wanti agar Demokrat tidak memaksakan AHY menjadi cawapres apabila Koalisi Perubahan terwujud. Diketahu, hingga saat ini, Koalisi Perubahan belum sepakat mengenai cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan yang diusung NasDem.

Demokrat sendiri mengusulkan AHY sebagai cawapres, sementara PKS menjagokan Ahmad Heryanto alias Aher.

AHY kemudian mencontohkan sikap memaksakan diri. Menurutnya, menolak seseorang tanpa alasan yang jelas juga sikap memaksa.

"Contoh memaksakan itu begini, pokoknya wajib si A. Itu maksa. 'Apapun ceritanya saya enggak perlu tahu urusan atau alasannya yang penting si A'. Atau sebaliknya, 'Saya nggak perlu tahu alasannya yang penting jangan si A'. Sama-sama memaksa," katanya.

Mengaku sepakat dengan Ahmad Ali, namun AHY jika Partai bakal mengacu kepada konsensus. Pihaknya juga berharap Koalisi Perubahan bisa menjadi poros alternatif dan bisa mewujudkan harapan masyarakat nantinya.

"Kami ingin kalau koalisi ini mendapatkan restu dari Allah SWT itu benar-benar bisa menghadirkan kemenangan," jelasnya.

AHY menekankan lagi sikapnya agar tidak saling memaksakan. Menurutnya, cawapres yang diputuskan haruslah mempunyai kans kemenangan yang besar.

"Tapi sebaliknya kita harus meyakinkan bahwa pasangan yang nanti bisa dihadirkan oleh koalisi perubahan ini adalah pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan dan harus bisa membawa kans kemenangan yang paling besar. Itu yang menjadi konsensus," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid