sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Airlangga dinilai gagal menakhodai Golkar

Kader partai menilai Airlangga gagal mencapai target kursi di parlemen. Bahkan kursi partai berlambang pohon beringin ini berkurang.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Sabtu, 22 Jun 2019 14:27 WIB
Airlangga dinilai gagal menakhodai  Golkar

Politisi senior partai Golkar Yorrys Raweyai menilai Airlangga Hartarto gagal menakhodai Partai Golkar. Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai, dinilai tidak berjalan sesuai dengan harapan. 

Setelah kasus yang menjerat Setya Novanto, kader Partai Golkar berharap Airlangga dapat membawa perubahan dalam internal partai. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi. 

“Harus membawa tagline baru yakni: bersih, bebas korupsi itu tantangan di era milenial. Tapi status quo itu masih ada, orang-orang yang sudah tersangka kasus korupsi seperti Setya Novanto dan yang lainnya itu tidak dipecat dari Partai Golkar,” kata Yorrys pada Sabtu (22/6). 

Dipertahankannya orang-orang yang sudah menjadi tersangka kasus korupsi dengan kekuatan hukum tetap, kata Yorrys, telah membuat kader-kader partai bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya dengan partai.  

Kegagalan Airlangga juga disebut Yorrys saat Pemilu 2019 dengan penurunan kursi Golkar di Parlemen. Partai Golkar menargetkan penambahan kursi dalam pemilu tapi hasilnya malah berkurang. 

Kursi Partai Golkar berkurang sebanyak enam kursi, sebelumnya Golkar memperoleh 91 kursi menjadi 85 kursi. Jauh dari target 110 kursi.

“Seharusnya dengan deklarasi mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, harapannya biar mendapatkan efek lanjutan dengan lonjakan perolehan kursi,” katanya.

Yorrys melanjutkan, di dalam politik keberhasilan diukur bukan dari perolehan suara melainkan pada besaran kursi yang didapat di parlemen. Makanya, penurunan jumlah kursi tersebut telah menimbulkan krisis kepercayaan terhadap Airlangga.

Sponsored

Yorrys pun mengusulkan agar dipercepat munaslub. Ia menambahkan, jajaran internal partai harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perolehan hasil pemilihan agar tetap dapat bertahan dalam pemilihan umum mendatang.

“Sebagai partai politik yang besar dan tua di Indonesia, seharusnya kita dapat menghadapi semua gejolak politik yang ada,” tuturnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid