BPOM diminta segera temukan penyebab gagal ginjal akut
Dalam penanganan kasus gagal ginjal akut, Kemenkes dan BPOM saling lempar bola panas.

Wakil Ketua Komisi IX DPR, Melki Lena, meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) segera menemukan penyebab kembali munculnya kembali kasus gagal ginjal akut pada anak (GGAPA). Hal itu untuk memastikan apakah kasus GGAPA disebakan oleh obat sirop anak atau faktor yang lain.
"Tentunya kami meminta kepada berbagai pihak terkait untuk segera menemukan penyebab kematian gagal ginjal akut pada anak tersebut, apakah karena obat atau faktor yang lain," kata Melki di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2).
"Intinya adalah otoritas penelitian kita BPOM, ada di Puslabfor Mabes Polri, perusahaan swasta. Segera bisa mengetes dan menemukan apa yang menjadi penyebab utama dari meninggalnya anak tersebut," tuturnya.
Politikus Golkar ini menilai, kasus GGAPA seharusnya tidak boleh terjadi lagi. Oleh sebab itu, kata dia, BPOM harus melakukan pengujian obat sebelum beredar di masyarakat.
"Tentunya ke depan ini harus menjadi pengalaman pertama dan terakhir yang harus kita akhiri adalah di mana semua pengujian obat itu harus betul-betul dilakukan dengan baik sebelum diedarkan," ucapnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX Nurhadi menilai, pemerintah kurang cekatan dan terkesan abai, sehingga persoalan kasus gagal akut pada anak kembali terulang. Diketahui, sampai saat ini, satu anak di DKI Jakarta terkonfirmasi meninggal akibat kasus gagal ginjal akut pada anak.
"Saya melihat pemerintah dalam kasus GGAPA sepertinya kurang cekatan, terkesan abai, dan tidak ada kebijakan yang terukur untuk mengatasi masalah," kata Nurhadi.
Politikus Partai NasDem ini juga memandang antar lembaga negara seperti sembunyi tangan. Disebutnya, BPOM berdalih bukan bagian dari pengawasan, sedangkan Kemeterian Perdagangan (Kemendag) beralasan karena belum adanya aturan pelarangan impor.
Sementara itu, kata dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seperti setengah-setengah memberikan informasi terkait penyebab GGAPA yang baru saja terjadi di Jakarta.
"Saya berharap lembaga negara tersebut berani ambil tanggungjawab supaya kasus ini segera tertangani dan tidak menimbulkan korban yang lebih banyak," tandasnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Buntut panjang peretasan bank syariah terbesar
Minggu, 28 Mei 2023 06:30 WIB
Seberapa sakti nomor urut caleg di Pemilu 2024?
Jumat, 26 Mei 2023 15:05 WIB