sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Fahri Hamzah kritik Erick Thohir muncul di ATM

Fahri menyebut, Menteri BUMN Erick Thohir sebagai sosok yang belum matang secara politik namun dibekali banyak uang.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 07 Jun 2022 21:31 WIB
Fahri Hamzah kritik Erick Thohir muncul di ATM

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengaku, dirinya pantas menjadi presiden, namun belum memiliki banyak uang untuk membiayai pemilihan presiden. Di sisi lain, Fahri menyebut Menteri BUMN Erick Thohir sebagai sosok yang belum matang secara politik namun dibekali banyak uang.

Hal itu disampaikan Fahri menanggapi pertanyaan mengenai target Partai Gelora dan sosok kader dari partainya yang dijagokan dalam Pilpres 2024. 

"Kalau saya jadi presiden kan pantes dong, ya kan. Pantaslah! Masa saya enggak pantas jadi presiden, cuman enggak punya uang," ujar Fahri di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/6).

Fahri berpendapat, mendapat mandat dari rakyat merupakan hal penting untuk menjadi seorang presiden. Oleh karena itu, Partai Gelora fokus lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 ketimbang muluk-muluk memikirkan calon presiden atau bahkan memenangkannya.

"Makanya lebih baik kita fokus di legislatif dulu," jelas dia.

Terkait pentingnya mandat rakyat, Fahri lantas mengkritisi cara Menteri BUMN Erick Thohir yang berminat menjadi presiden. Dalam hal ini, mantan Wakil Ketua DPR ini menyoroti foto Erick di berbagai fasilitas umum. Bagi dia, cara demikian muncul lantaran adanya ketidakpercayaan diri partai politik untuk mengusung kadernya sendiri.

"Menteri BUMN (Erick Thohir) itu anak muda masih baru, tiba-tiba ada gambarnya di mana-mana, di semua ATM, di semua pelayanan, enggak bener ini, enggak sehat begini. Dia tertarik, dia merasa punya uang untuk beli tiket. Enggak boleh begitu!," tegas Fahri.

"Pemimpin partai politik menyiapkan kader-kadernyanya dong! Belajar konstitusi, belajar tentang republik. Ini orang (Erick Thohir), enggak pernah belajar konstitusi, enggak pernah belajar republik ini, tiba-tiba, karena merasa punya uang, seperti semuanya bisa dibeli. Itu ganjil dalam demokrasi. Enggak boleh dibiarkan begitu!," pungkas Fahri Hamzah.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid