sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Golkar cabut surat Setnov untuk Ridwan Kamil di Pilgub Jabar

Hingga batas waktu yang ditentukan, Ridwan Kamil dianggap gagal menentukan calon pendampingnya.

Syamsul Anwar Kh
Syamsul Anwar Kh Minggu, 17 Des 2017 21:14 WIB
Golkar cabut surat Setnov untuk Ridwan Kamil di Pilgub Jabar

Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto dalam rapat pleno partai yang digelar pada Rabu 13 Desember lalu. Posisinya pun akan dikukuhkan pada Munaslub yang akan dilangsungkan pada 18-20 Desember.

Belum genap sepekan, beredar surat pencabutan dukungan terhadap Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2018. Dalam surat bernomor R-552/Golkar/XII/2017 tertanggal 17 Desember, disebutkan bahwa sosok yang akrab disapa Kang Emil itu gagal menentukan pendamping hingga batas waktu yang ditetukan, yakni 25 November, bahkan hingga saat ini. Atas dasar itu, surat yang ditandatangi oleh Airlangga Hartarto sebagai ketua Umum tersebut menyatakan surat DPP Partai Golkar bernomor R-485/Golkar/X/2017 yang ditandatangani Setya Novanto pada 24 Oktober 2017, tak berlaku.

“Benar (ada surat pencabutan dukungan untuk Ridwan Kamil),” ujar Wasekjen Partai Golkar, Sarmudji saat dikonfirmasi Alinea, Minggu (17/12).

Sarmudji mengaku belum bisa memastikan sosok lain untuk menggantikan Ridwan Kamil di Pigub Jabar. Rencananya, tim Pilkada Partai Golkar akan melakukan pembahasan ulang. Meski demikian, ia menyebut keputusan yang dibuat Setya Novanto untuk Pilkada di daerah lain tak akan berubah.

Sponsored

“Pda prinsipnya yang sudah diputuskan tidak berubah kecuali ada alasan yang kuat,” sambugnya.

Dengan hilangnya dukungan Golkar yang memiliki 17 kursi di Jabar, kini tinggal 3 partai yang menjadi kendaraan politik Ridwan Kamil. Ketiganya ialah PPP dengan 9 kursi, PKB 7 kursi, Nasdem 5 kursi.

Sementara hasil survei dari Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi (eLSiD) mengungkapkan, meski memiliki elektabilitas tertinggi, posisi Ridwan Kamil sebagai cagub Jabar masih belum aman dibanding kandidat lain.

"Elektabilitas Emil itu paling tinggi yakni 28,5 persen. Persepsi publik selama ini kami melihatnya Emil pasti menang di Pilgub Jabar 2018, namun itu belum tentu demikian karena elektabilitas masih di bawah 50 persen sehingga masih bisa disalip oleh yang lainnya," kata Dedi Barnadi, Direktur eLSiD seperti dikutip dari Antara.

Pengumpulan data survei eLSiD dilakukan pada 30 Desember hingga 8 Desember 2017 dengan menggunakan metode stratifikasi random sampling dan jumlah responden sebanyak 630 dengan tingkat margin error kurang lebih 4,3 persen. Dalam survei itu, Deddy Mizwar menempati posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 20,6 persen, disusul oleh Dedi Mulyadi sebesar 12,3 persen.

Berita Lainnya
×
tekid