sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kubu Jokowi-Maruf sesumbar target 70% suara nasional

Kubu Capres-Cawapres Joko Widodo-Maruf Amin sesumbar target perolehan suara hingga 70% secara nasional.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Kamis, 08 Nov 2018 02:46 WIB
Kubu Jokowi-Maruf sesumbar target 70% suara nasional

Kubu Capres-Cawapres Joko Widodo-Maruf Amin sesumbar target perolehan suara hingga 70% secara nasional. Padahal, sejumlah lembaga survei merilis elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu rerata lebih dari 50%.

Berdasarkan hasil rilis berbagai lembaga survei nasional pasangan Jokowi-Maruf menguasai hampir seluruh wilayah di Indonesia termasuk Pulau Jawa. Sebaliknya, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya unggul di wilayah Sumatra.

Lembaga survei Alvara Research misalnya, merilis eletabilitas pasangan Jokowi-Maruf unggul hampir di seluruh wilayah. Di Jawa, Jokowi-Maruf meraih elektabilitas 59,1%, sedangkan Prabowo-Sandi 29,2%.

Kemudian berdasarkan hasil survei Populi Center, pasangan nomor urut 01 itu meraup 55,8%. Sebaliknya, Prabowo-Sandi memperoleh elektabilitas 31,9%.

Meski unggul, Juru Bicara TKN Jokowi-Maruf, Ace Hasan Syadzily merasa belum puas terhadap hasil survei tersebut, di antaranya hasil survei yang dirilis oleh Alvara Research Centre.

“Karena target kami sesungguhnya adalah 70% suara secara nasional,” katanya saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (7/11).

Menurutnya, jika ditargetkan 70% suara nasional, maka setiap daerah harus meraih elektabilitas minimal sebesar 60%.

Ace menegaskan, hasil survei tersebut akan dijadikan gambaran awal untuk mempersiapkan target lebih besar lagi, melalui kerjasama dengan tim kampanye daerah (TKD). Hal itu guna memastikan target 70% suara tercapai.

Sponsored

Sementara itu, Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf, Abdul Kadir Karding mengklaim meningkatnya elektabilitas Jokowi di Pulau Jawa terutama di Jawa Barat itu wajar. 

Hal itu karena masyarakat mengakui hasil kerja yang telah dilakukan oleh Jokowi selama empat tahun belakangan ini. Misalnya, dengan pembangunan jalan tol, bendungan yang berhasil dirampungkan pemerintahan Jokowi, hal itu membuat masyarakat Jawa Barat semakin produktif.

“Selain itu, banyak tokoh-tokoh dan tim kami telah bekerja. Bahkan tokoh-tokoh yang telah maju dalam pemilihan gubernur (atau kepala daerah) hampir selurunya mendukung Jokowi-Maruf. Sehingga kerja-kerja kami, tim juga para Caleg telah menampakkan hasilnya,” klaim Karding.

Strategi di Sumatra 

Paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi lebih unggul di Sumatra, khususnya Sumatra Barat. Hal itupun diakui oleh Politisi Golkar Ace Hasan Syadzily.

Berdasarkan hasil survei Alvara, elektabilitas Paslon nomor urut 01 hanya meraup 40,0%. Sedangkan, Paslon nomor 02 mendapatkan elektabilitas sebesar 44,6%.

Terpisah, hasil survei Populi Center menempatkan Paslon Jokowi-Maruf meraup 39,8%, dan Prabowo-Sandi 42,8%.

Untuk itu, tim pemenangan Jokowi-Maruf terus mencoba melakukan konsolidasi pemenangan, baik yang berasal dari partai politik maupun dari relawan.

Langkah lainnya, yaitu dengan menyampaikan hasil kerja yang telah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi secara lebih komperhensif di wilayah Sumatra.

“Karena dalam beberapa hal menurut saya selama pemerintahan Jokowi- JK, proyek-proyek strategis nasional dilakukan di Sumatra secara masif. Salah satunya seperti tol Trans Sumatra yang sekarang ini telah beberapa puluh kilometer yang sudah bisa digunakan,” kata Ace.

Belum lagi, sambungnya, program strategis lainnya yang juga dipusatkan di wilayah Sumatra. Melalui program tersebut, tim pemenangan mencoba meyakinkan masyarakat Sumatra. Dengan memilih Jokowi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sumatra.

Khusus di Sumatra Barat, Ace mengaku psikologis masyarakat tersebut memiliki ciri khas sendiri. Masyarakat Sumbar memiliki religiusitas yang sangat tinggi.

“Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat Sumatra Barat bahwa seharusnya tidak ada hambatan psikologis apapun yang membuat mereka tidak memilih Pak Jokowi-Maruf Amin,” sebut Ace.

Menurut dia, hal itu lantaran Maruf memiliki kultur yang lebih agamis dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu, Jokowi-Maruf Amin pun memiliki banyak program strategis nasional khusus untuk mengembangkan Sumbar.

Senada dengan Ace, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding menegaskan tim pemenangan akan menyampaikan hasil telah dikerjakan dan akan dibangun di Sumbar oleh Jokowi.

Selain itu, pihaknya juga akan menjawab tudingan negatif yang menyudutkan Jokowi. Seperti isu kriminalisasi ulama, PKI dan tudingan negatif lainnya.

“Ini tentu akan disampaikan secara masif, (juga) akan menyampaikan (sosok Jokowi) sebagai muslim yang taat,” katanya.

Karding merasa hal itu perlu disampaikan kepada masyarakat Sumbar. Selain itu, TKN akan mengoptimalkan kader-kader yang berasal dari Sumbar seperti Archandra Tahar yang saat ini sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Sebagai putra daerah (Sumbar) yang potensial dan memiliki prestasi yang bagus (kemudian) diberi tempat yang baik oleh pak Jokowi,” sebutnya.

Hal itu akan menjadi salah satu catatan yang bagus bagi masyarakat Sumbar kedepannya. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saya telah menjajal langsung Kereta Mass Rapid Transit di Jakarta, pagi ini. Keretanya nyaman dan gerbongnya tidak berisik, kendati melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Berangkat dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, kereta ini melalui jalur bawah tanah, melewati stasiun-stasiun lalu muncul di permukaan tanah di Stasiun Senayan dan kemudian melalui jalur layang sampai ke Depo MRT Lebak Bulus. Perjalanan sejauh 16 kilometer itu ditempuh kurang lebih 30 menit. Proyek MRT Jakarta sudah hampir rampung, mudah-mudahan sudah bisa beroperasi untuk melayani masyarakat pada bulan Maret 2019. Selanjutnya, proyek pembangunan MRT ini akan berlanjut ke tahap kedua dari Bundaran HI hingga Ancol, Jakarta Utara. Selain itu, pemerintah berharap MRT ini terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti LRT, kereta bandara, Transjakarta, Kopaja, dan angkutan kota lainnya. Proyek pembangunan MRT Jakarta adalah ikhtiar kita untuk mengurangi kemacetan di ibukota, sekaligus mengurangi penggunaan mobil-mobil pribadi di Jabodetabek.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

Berita Lainnya
×
tekid