sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menilik calon-calon ketua umum PAN

Kongres Nasional V untuk menetapkan nama ketua umum PAN periode 2020-2025 berlangsung pada 10-12 Februari di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 09 Feb 2020 09:05 WIB
Menilik calon-calon ketua umum PAN

Partai Amanat Nasional (PAN) akan menyelenggarakan Kongres Nasional V untuk menetapkan nama ketua umum periode 2020-2025 pada 10-12 Februari di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pada Pemilu 2019, perolehan kursi PAN di DPR RI menurun. Partai yang berdiri pascareformasi itu hanya mendapat urutan kedelapan dari sembilan partai politik yang lolos ke Senayan. PAN mendapat 44 kursi atau menurun empat kursi dari periode sebelumnya.

Salah satu faktor penyebab suara PAN turun adalah kesalahan manajerial.

"Kalau DPP melakukan proses tata kelola yang baik, tentu ke bawahnya akan baik juga," kata Ketua DPP PAN Noviantika Nasution kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (18/1).

Oleh karena itu, Noviantika berpendapat jika calon ketua umum (caketum) PAN perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan sosok yang memiliki kapasitas mumpuni. "Itu diperlukan agar kursi PAN tidak lagi menurun."

Hingga saat ini, ada empat nama yang masuk bursa caketum PAN. Mulai dari mantan Menteri, anggota DPR RI, hingga Wakil Ketua MPR RI.

Empat nama itu adalah Asman Abnur, Drajad Wibowo, Mulfachri Harahap, dan Zulkifli Hasan. Namun, Zulkifli Hasan belum memasukkan berkas dan formulir pendaftaran kepada panitia pengarah Kongres V PAN.

Sekretaris Panitia Pengarah (Steering Committee/ SC) Kongres V PAN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan Zulkifli Hasan lebih memilih untuk mendaftar di Kendari pada Senin (10/2).

Sponsored

Meski demikian, masing-masing kandidat sudah menyatakan kesiapan untuk bertarung hingga akhir dalam proses pemilihan nanti.

Saleh mengatakan keempat nama-nama tersebut memiliki kapabilitas dan kredibilitas untuk menakhodai PAN ke depan. Nama-nama tersebut juga cukup senior.

Asman Abnur

Dari keempat nama bakal calon Ketua Umum, mantan Menteri Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Kabinet Kerja pada periode 2015-2016 Asman Abnur datang paling pertama.

Dia datang didampingi Wakil Ketua Umum PAN Bima Arya sekitar pukul 10.30 WIB untuk menyerahkan berkas dan formulir pendaftaran kepada Sekretaris Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) Kongres PAN V di Sekretariat DPP PAN Jakarta.

Asman mengaku sudah menyambung silaturahim ke para pendiri dan tokoh partai sebelum mencalonkan menjadi caketum PAN. 

"Ada yang memberi respon positif," ujar dia.

Sementara menurut Bima, Asman Abnur adalah politikus PAN dengan rekam jejak yang lengkap.

Mulai dari memimpin daerah sebagai Wakil Wali Kota Batam periode 2000-2005, pernah dipilih partai menjadi bendahara umum, pernah menjadi anggota legislatif di tingkat DPR RI, dan pernah menjadi menteri.

"Tidak banyak kader kami yang lengkap seperti pak Asman," ucap Bima.

Asman juga diklaim mempunyai keteguhan hati dan kematangan berpolitik yang di atas rata-rata kader PAN saat ini untuk menyatukan pergerakan partai ke depan.

Menurut Bima, PAN ke depan harus lebih solid dalam persatuan pergerakan menghadapi pemilu mendatang. PAN memerlukan sosok yang bisa diterima semua kader internal partai bergambar matahari bersinar putih itu untuk menghimpun semua energi mereka terutama dalam menghadapi Pilpres 2024.

"Artinya, ketika beliau terpilih nanti insyallah semua akan kami himpun untuk bergerak bersama-sama. Karena sosok Pak Asman itu nisbi bisa menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak," kata Bima.

Asman Abnur memiliki program E-Party alias "partai berbasis teknologi informatika" sebagai strategi menghimpun pergerakan PAN menuju Pemilihan Presiden 2024.

Dia menuturkan kalau cara kampanye ke depan tidak lagi memakai cara konvensional. Makanya, dia akan menerapkan E-Party.

E-Party juga diklaim dapat menarik minat golongan pemilih milenial untuk memilih PAN, di mana Indonesia menurutnya akan mengalami peningkatan jumlah pemilih dari golongan tersebut.

Saat ditanya tentang strategi menghadapi irisan basis pemilih dengan partai-partai yang mampu menghimpun suara umat Islam, dia mengatakan, ke depan pola-pola strategi yang lama akan coba diubahnya.

"(Faktor penentu) tidak lagi kelompok-kelompok yang berkotak-kotak itu, tetapi adalah rasionalitas. Nah, rasionalitas itulah yang akan kami bangun di PAN ke depan," tutur dia.

Drajad Wibowo

Setelah Asman, giliran Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo (DW) yang datang mendaftarkan diri ke Sekretariat DPP PAN di Jakarta, Sabtu.

Drajad yang didampingi sejumlah pengurus PAN, di antaranya ada Edy Darmadi dan Ekos Albar, datang sekitar pukul 13.10 WIB. Ekonom senior INDEF itu mengaku mendaftarkan diri sebagai caketum PAN karena ingin menciptakan tata kelola keuangan yang baik.

Dia merasa sedih dan terpukul ketika mendengar kader partai politik yang terjerat kasus korupsi.

"Saya selalu merasa sedih, merasa terpukul setiap saat mendengar ada politikus yang harus bermasalah dengan KPK. Hal ini membuat masyarakat makin alergi terhadap proses politik," kata Drajad.

Apabila diberi amanat memimpin PAN, dia ingin merombak dan membenahi keuangan partai politik sekaligus PAN akan menjadi pelopor utama dalam menerapkan pola keuangan yang transparan, akuntabel, dan layak diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik.

Selain itu, Drajad juga akan konsisten membawa PAN berada di luar pemerintahan (oposisi) apabila terpilih menjadi Ketua Umum PAN periode 2020—2025.

Kendati menjadi oposisi, Drajad mengatakan bahwa PAN di bawah kepemimpinannya kelak secara bahu-membahu akan berikhtiar mencari solusi terbaik bagi berbagai persoalan yang melanda masyarakat dan negara.

Ada pun Ekos Albar, selaku Koordinator Tim Pemenangan Bakal Calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo, menyebut jagonya minimal akan mengantongi 40% dari total suara pemilih dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN seluruh Indonesia.

"Mungkin akan sedikit saya buka, ya, minimal 40% voters yang valid mungkin sudah di tangan kami," kata Albar di Sekretariat DPP PAN Jakarta, Sabtu.

Apabila PAN dikatakan akan memiliki 590 suara pada pemilihan caketum dalam Kongres PAN, 10—12 Februari 2020. Maka, 40% dari 590 suara itu berarti jumlahnya 236 suara.

Albar optimistis jumlah tersebut masih mungkin akan meningkat seiring dengan diapresiasinya visi dan misi yang disampaikan Drajad Wibowo oleh kader PAN di seluruh Indonesia dalam setiap gerilya politik dan 'operasi senyap' yang mereka lakukan.

"Sambutannya sangat luar biasa. Akan tetapi, sampai saat ini kader belum 'buka baju' dan menyatakan diri bahwa saya adalah sahabat DW. Nanti pada waktu menangnya, saudara-saudara akan melihat sahabat DW itu ada di mana-mana," kata Albar.

Sementara itu, penasihat tim pemenangan Drajad Wibowo, Edy Darmadi, ingin agar suara PAN ke depan tidak ada penekanan dari DPP PAN.

"Ketentuan-ketentuan di dalam proses kepartaian itu selama ini mendapat keputusan dari pusat sehingga bertentangan dengan daerah," ucap mantan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jawa Barat itu.

Menurut Edy, kader-kader PAN di bawah DPP sebenarnya lebih mengetahui apa persoalan yang sebenarnya terjadi di daerahnya masing-masing.

Karena itu, Edy ingin periode kepemimpinan ketua umum yang baru ke depan memberikan kesempatan kepada kader-kader di daerah itu untuk memberikan pikirannya untuk membesarkan partai.

Mulfachri Harahap
​​​​​​​
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Mulfachri Harahap menjadi bakal caketum PAN ketiga yang datang mendaftarkan diri ke Sekretariat DPP PAN di Jakarta, Sabtu.

Dia datang mengenakan setelan kemeja cokelat bermotif kotak-kotak dengan rompi berwarna biru dongker sekitar pukul 18.00 WIB ditemani sejumlah pengurus PAN, di antaranya politikus PAN Chandra Tirta Wijaya.

Mulfachri mengatakan akan maju bersama putra Amien Rais, Hanafi Rais, menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN periode 2020—2025. Hal itu diklaim menjadi sebuah tradisi baru yang baik bagi partai ke depan. Selama ini, seorang Sekjen PAN dipilih oleh formatur.

Namun, Mulfachri sebagai calon ketua umum sudah menentukan siapa Sekjen yang akan mendampinginya.

"Untuk pertama kalinya kami memulai sebuah tradisi baru, dan saya kira ini baik ke depan. Jadi, saya maju langsung berpasangan dengan Hanafi Rais," ujar Mulfachri.

Mulfachri mengatakan bahwa pilihan maju bersama Ketua Fraksi PAN DPR RI itu sudah menjawab pertanyaan banyak orang tentang ke mana arah dukungan Ketua Dewan Pengarah yang notabene pendiri PAN Amien Rais.

"Saya kira itu sudah menjawab kira-kira dukungan Pak Amien kepada saya seperti itu," ujar Mulfachri.
​​​​​​​
Dia mengatakan bahwa dukungan Amien Rais kepadanya sangat rasional dan melalui sebuah diskursus yang panjang dan mendalam.

"Jadi, tidak tiba-tiba Pak Amien mendukung saya," kata Mulfachri.
​​​​​​​
Dia pun bercerita bagaimana proses saat mengajak Amien Rais mendukungnya maju menjadi caketum PAN berikutnya.

"Saya datang ke tempat Pak Amien, saya sampaikan, katakanlah, semacam proposal. Di situ saya jelaskan situasi PAN hari ini, dan saya sampaikan juga ke depan PAN itu baiknya seperti apa," papar Mulfachri.
​​​​​​​
Amien Rais kemudian baru menjawab proposal yang diberikan Mulfachri 2—3 minggu dari saat pertemuan itu.

"Pak Amien mengatakan bismillah, silakan maju. Insyallah, akan saya dukung," kata Mulfachri menirukan ucapan Amien Rais kepadanya.

Mulfachri juga mengatakan ada dukungan sebanyak 298 pemilik suara dari DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia dalam acara konsolidasi kader PAN selama empat hari yang digelarnya di Surabaya, Jawa Timur.

Tapi, ada sekitar 40-50 pemilik suara yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut sehingga Mulfachri mengklaim kekuatan suara pendukung yang dimiliki sebenarnya berjumlah 355 suara.

Dalam paparannya soal langkah PAN ke depan, Mulfachri ingin agar PAN tetap menjadi oposisi pemerintah secara proporsional.

Menurut Mulfachri, dalam literasi politik Indonesia memang tidak mengenal namanya oposisi. Tetapi PAN di bawah kepemimpinannya akan memulai oposisi itu berdasarkan adat ketimuran yang dimiliki bangsa Indonesia. 

"Karena oposisi itu tidak akan ada kalau tidak ada yang memulai," ujar dia.

Mulfachri juga akan fokus pada konsolidasi internal dan sistem pengaderan yang dianggapnya perlu untuk membesarkan PAN ke depan.

Dia memilih untuk melakukan itu daripada masuk bursa pemilihan calon presiden atau calon wakil presiden pada Pemilu 2024 yang tidak pernah terbayangkan dalam mimpinya.

"Saya tidak akan atau tidak punya mimpi sebagai capres atau cawapres. Saya tidak punya mimpi untuk itu," kata Mulfachri.

Maka dari itu, Mulfachri menekankan bahwa dirinya akan punya waktu yang sangat cukup untuk bekerja demi kemajuan partai dan kaderisasi yang optimal.

"Insyallah, saya punya waktu cukup untuk bekerja untuk kepentingan partai, melakukan konsolidasi, melakukan pelatihan agar partai yang sejatinya organisasi kader kembali kejati dirinya," imbuhnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid