sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Partai Berkarya 'pede' raih 80 kursi di DPR

Trilogi pembangunan yang diterapkan Soeharto menjadi gagasan Partai Berkarya untuk meraih suara dari masyarakat.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Senin, 21 Mei 2018 14:37 WIB
Partai Berkarya 'pede' raih 80 kursi di DPR

Bertepatan dengan momentum 20 tahun reformasi. Lembaga Survey (LS) Indo Barometer merilis hasil surveynya yang bertajuk Evaluasi 20 Tahun Reformasi. 

Survey yang dilakukan mulai 15-22 April 2018 oleh Indo Barometer dengan mempertanyakan siapa Presiden yang paling berhasil menjalankan tugasnya sebagai Presiden RI? Hasilnya, Presiden Soeharto menjadi presiden Indonesia yang dinilai publik paling berhasil.

Responden menempatkan Soeharto sebagai Presiden paling berhasil dengan perolehan persentase sebesar 32.9%. Posisi kedua, adalah Presiden Soekarno sebesar 21,3%. Selanjutnya adalah Presiden Joko Widodo dengan persentase 17,8% terakhir adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebesar 11,6%.

Sekali lagi, Presiden Soeharto disebut Indo Barometer sebagai presiden paling berhasil. Setelah sebelumnya pada tahun 2011 pun menempatkan penguasa Orde Baru tersebut di posisi paling atas dari perolehan persentase mencapai 40,5%. Disusul, SBY 21,9%, Soekarno 8,9% dan Megawati Soekarnoputri 6,5%.

Dinilai sebagai Presiden yang paling berhasil, Sekertaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengaku girang. Seperti diketahui, Partai Berkarya adalah partai yang didirikan oleh anak Presiden Soeharto yakni Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto kerap menjual kesuksesan masa Presiden Soeharto memimpin.

"Seperti diprediksi akan tiba suatu masa dimana masyarakat luas akan terkenang kembali jasa dan prestasi para pemimpinnya, termasuk era Presiden Soeharto," kata Priyo pada Senin (21/5).

Priyo mengakui bahwa salah satu strategi Partai Berkarya memang mengangkat kembali memori masyarakat pada zaman Soeharto dengan menggunakan tagline, ‘luwih enak zamanku to?’ bersama foto Soeharto dengan senyuman khasnya. Mantan Politikus Partai Golkar pun meminta agar seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama merajut sejarah kebaikan-kebaikan semua zaman mulai dari Orde Lama, Orde Baru, maupun Orde Reformasi.

Seharusnya, kata Priyo Bangsa Indonesia menyerap seluruh kebaikan-kebaikan yang ditinggalkan oleh para pemimpin bangsa. Begitu juga dengan prestasi dan capaian masing-masing orde tanpa harus mencela para pemimpin pada zamannya.

Sponsored

Ia juga menyebut kalau bangsa ini akan besar apabila berdamai dengan sejarah dan tidak lagi tenggelam dalam kebencian sejarah. Apalagi Soeharto menurut Priyo merupakan tokoh bangsa yang hebat serta Bapak Pembangunan yang memiliki jasa yang besar. Sama halnya dengan Presiden Soekarno yang merupakan Bapak pendiri bangsa yang hebat.

Di sisi lain, trilogi pembangunan yang dulu diterapkan oleh Soeharto menjadi gagasan Partai Berkaya untuk kembali diusung. Partai yang diidentik dengan warna kuning ini juga mengatakan, trilogi pembangunan era Soeharto adalah solusi terhadap karut-marut situasi bangsa sekarang ini.

Sementara itu, Ketua Umum Berkarya Tommy Soeharto telah menargetkan kepada seluruh kader Berkarya untuk mengambil alih kursi DPR RI sekurang-kurangnya 80 kursi. Tommy, kata Priyo dapat lolos dari batang ambang batas sebesar 4%. Bahkan bisa mesuk ke dalam lima besar.

Faktor pendorong lain kata Priyo berkaca pada kondisi politik di Malaysia dimana politikus-politikus kawasanlah yang Berjaya di Malaysia dengan kemenangan Mahathir Mohamad melawan Najib Tun Razak.

Meski begitu, Priyo mengaku Partai Berkarya belum berencara turut dalam gerakkan tagar #2019gantipresiden. Saat ini, Partai Berkarya lebih fokus untuk pemenangan pileg.

“ Tagar kami #2019gantilegislatif,”. Tukas Priyo.

 

 

Berita Lainnya
×
tekid