sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Puan Maharani terima banyak aduan adanya mafia pupuk subsidi

Polri diminta usut mafia pupuk subsidi yang sengsarakan petani.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 31 Jan 2022 12:22 WIB
Puan Maharani terima banyak aduan adanya mafia pupuk subsidi

Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah dan Polri segera menindak tegas para mafia pupuk subsidi. Menurutnya, praktik penyelewangan pupuk subsidi sudah menjadi masalah serius yang harus segera dibereskan.

"Setiap saya kunjungan ke daerah, masalah pupuk subsidi ini adalah persoalan yang selalu dikeluhkan petani. Ini sudah menjadi masalah klasik yang sampai sekarang belum juga terselesaikan," ujar Puan dalam keterangannya, Senin (31/1).

Menurut Puan, selama melakukan kunjungan di sejumlah daerah, banyak petani mengeluh masalah pupuk subsidi kepadanya. Mulai dari persediaan yang langka, hingga harga yang jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). 

Dia pun mengaku geram dengan praktik-praktik mafia pupuk bersubsidi yang membuat petani kesulitan.

"Praktik mafia pupuk bersubsidi telah menyengsarakan petani kecil di lapangan. Praktik ini mengakibatkan mereka sulit mencari pupuk bersubsidi, kalaupun bisa mendapat pasti harganya di atas HET. Praktik mafia ini telah merampas hak petani kecil yang adalah pahlawan pangan bangsa," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Menurut Puan, persoalan pupuk subsidi masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Kelangkaan pupuk subsidi terjadi karena praktik penyelewengan yang dilakukan sindikat mafia secara terstruktur. 

Para mafia melakukan penyelewengan pupuk subsidi mulai dari perencanaan, seperti penyusunan alokasi dan penentuan distributor. Kemudian, dari sisi distribusi hingga penyaluran ke tangan petani.

Dalam hal ini, Puan menyoroti temuan Ombudsman Republik Indonesia (RI) mengenai manipulasi data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tani. Menurutnya, manipulasi data ini yang akhirnya membuat pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran.

Sponsored

"Perlunya audit total penyaluran pupuk bersubsidi yang sudah disusupi praktik mafia. Jangan lagi ada data warga yang sudah meninggal atau mereka yang tidak berhak, masuk dalam RDKK," ujar dia.

Berdasarkan temuan Ombudsman, sebanyak 369.688 warga yang meninggal dunia masuk data awal RDKK tahun 2021. Selain itu, ada juga temuan warga yang masih remaja masuk ke dalam RDKK.

"Temuan ini menjadi indikasi bahwa validasi data tidak dilakukan dengan ketat. Karena data tidak akurat, alokasi pupuk jadi tidak tepat sasaran. Petani yang berhak akhirnya tidak bisa mendapatkan hak atas pupuk bersubsidi," katanya.
 
Berbagai laporan mengungkap, pupuk bersubsidi banyak bocor ke jalur tidak resmi dan dikuasai tengkulak, calo, joki, hingga juragan pupuk yang bukan bagian dari jalur distribusi resmi. Puan menegaskan, aksi sindikat mafia pupuk bersubsidi sudah tidak bisa dibiarkan.

"Pengawasan dan penindakan di lapangan oleh KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) tidak boleh main-main. Kami di DPR juga akan terus mengawal. Sikat habis mafia pupuk bersubsidi tanpa pandang bulu demi kesejahteraan petani,” tutur cucu Proklamator Bung Karno tersebut.

Puan berpesan agar petani aktif mengawal penyaluran pupuk subsidi. Ia juga mengingatkan agar petani dan pengurus kelompok tani tidak tergoda iming-iming keuntungan dari penyelewengan pupuk bersubdisi.

"Karena pada akhirnya, yang dirugikan adalah kawan-kawan petani. Mari kita bersatu padu memberantas mafia pupuk bersubsidi karena petani adalah motor ketahanan pangan kita semua," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid