sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Punya tiket emas, ketum parpol dinilai sulit menang di Pilpres 2024

Menurut Hendri, dari sejumlah lembaga survei, elektabilitas Airlangga masih kalah jauh dengan sejumlah nama dari kalangan kepala daerah.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Kamis, 16 Des 2021 20:20 WIB
Punya tiket emas, ketum parpol dinilai sulit menang di Pilpres 2024

Pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai para ketua umum partai politik memiliki beban yang besar untuk menang di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Meski memiliki posisi yang kuat untuk menentukan calon presiden, namun para ketum parpol dinilainya tidak mudah untuk menang.

"Kenapa ketum parpol ini sulit sekali mengejar popularitas dan elektabilitas? Jadi ada satu beban yang secara tidak langsung digendong oleh ketum parpol yaitu beban elektabilitas dan integritas parpol itu sendiri. Jadi masyarakat melihat itu," kata Hendri dalam sebuah diskusi daring untuk menakar peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Pilpres 2024.

Menurut Hendri, dari sejumlah lembaga survei, elektabilitas Airlangga masih kalah jauh dengan sejumlah nama dari kalangan kepala daerah. Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sebagainya.

"Beban itu yang tidak bisa digedong ketum parpol untuk melewati para jagoan dari kepala daerah. Anies, Ganjar, RK, Kofifah dan Edy Rahmayadi," ujarnya.

Hal yang sama berlaku untuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurutnya, posisi AHY juga sulit bersaing secara elektabilitas lantaran bebannya sebagai ketua umum partai. Berbeda halnya dengan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat maju di pilpres, yakni tidak dalam posisi sebagai ketua umum partai. Begitu pula Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sama sekali tidak masuk dalam kepengurusan parpol.

"Makanya ini, Mas AHY akan kesulitan angkat elektabilitas dia. Karena itu tadi, ada beban parpol yang dia bawa gitu. SBY waktu itu gak bawa beban parpol. Ketum bukan dia. Pak jokowi bukan ketum. Gus Dur juga sama," beber dia.

Kendati demikian, menurut pendiri Survei KedaiKOPI ini, para ketua umum partai politik ini memiliki posisi tawar yang kuat untuk menjadi capres lantaran adanya aturan presidential threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%.

Diketahui, Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengatur ambang batas pencalonan presiden 20%. Dalam UU itu dijelaskan, hanya parpol yang memenuhi syarat perolehan kursi DPR minimal 20% atau memperoleh minimal 25% perolehan suara sah nasional dalam pemilu sebelumnya.

Sponsored

"Jangan kecewa nanti kalau capresnya Airlangga Hartarto (ketua umum Golkar), Prabowo Subianto (ketua umum Gerindra), Muhaimin Iskandar (ketua umum PKB), karena memang aturan saat ini yang memastikan capres ya ketum parpol. Hanya satu orang yang bisa yang hampir bisa maju ya Megawati Soekarno Putri. Dua alasannya. PDIP gak perlu koalisi dengan parpol lain dan dia (Megawati) diamanatkan partainya," tukas Hendri.

Berbeda dengan Hendri, pengamat politik Siti Zuhro mengatakan, dilihat dari partai, Partai Golkar selalu menempati posisi teratas dalam pemilihan legislatif. Baik itu berada di peringkat pertama maupun peringkat kedua. Hanya saja, kata Siti, Golkar mulai absen dan tidak mengusung kader sendiri khsusunya dalam kontestasi pemilihan presiden sejak 2014 dan 2019. Absennya golkar dalam dua Pilpres terakhir, seharusnya menjadi evaluasi.

Menurutnya, pada Pemilu 2024 mendatang, sosok Airlangga sudah mulai menyiapkan langkah agar bisa diusung di Pilpres 2024. Bahkan, senyapnya internal di Partai Golkar yang saat ini terjadi, dianggap suksesnya kepemimpinan Airlangga dalam memimpin partai dengan logo beringin tersebut.

"Karakter yang tenang dan tidak grasa-grusu ini sangat baik. Tidak adanya gejolak di Internal Golkar, ini berati Pak Airlangga sangat mumpuni," ujarnya.

Direktur Political and Public Policy Studies Jerry Massie menyebut, Golkar hingga kini juga masih menjadi partai yang disegani. Peluang Airlangga menduduki RI 1 juga masih terbuka lebar. Tinggal memenuhi ambang batas 20% untuk bisa mengusung Airlangga.

"Bahkan kaderisasi yang dilakukan oleh Golkar bisa saya sebut menjadi partai terbaik. Ada banyak organisasi sayap bahkan dibentukan baru yang terus bermunculan. Tinggal menunggu injury time nanti, kita lihat saja siapa yang bakal mendapingi Airlangga nantinya," kata Jerry dalam diskusi yang sama.

Berita Lainnya
×
tekid