sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Respons Moeldoko, AHY: Bohong lagi, bohong lagi

Selain bohong, AHY menganggap, Moeldoko tidak peduli dengan etika dan nilai moral yang dipedomani bangsa Indonesia. 

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Senin, 29 Mar 2021 19:19 WIB
Respons Moeldoko, AHY: Bohong lagi, bohong lagi

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai, pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terkait pinangan menjadi ketua umum merupakan kebohongan dan tidak berdasar.

"Kami pikir, setelah lebih dari tiga minggu tidak bersuara, KSP Moeldoko akan mengeluarkan argumen yang bernas. Ternyata cuma pernyataan bohong lagi, dan bohong lagi. Bahkan seolah-olah menghasut dengan pernyataan soal pertentangan ideologi," ujar AHY, saat konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (29/3).

Selain bohong, AHY menganggap, Moeldoko tidak peduli dengan etika dan nilai moral yang dipedomani bangsa Indonesia. "Apalgi nilai-nilai etika keperwiraan dan keprajuritan," ujar AHY.

Kendati demikian, AHY menyebut, seluruh kader Partai Demokrat mempertanyakan kapasitas Moeldoko. Dia merasa heran, seorang pejabat tinggi negara seperti Moeldoko mengambil keputusan untuk menerima pinangan menjadi ketua umum versi KLB  merupakan bentuk serampangan, gegabah, emosional, dan jauh dari akal sehat.

AHY merujuk konstitusi Partai Demokrat yakni AD/ART untuk menggelar KLB harus persetujuan 2/3 Ketua DPD dan 1/2 dari 514 ketua DPC sebagai pemegang hak suara yang sah. Sementara faktanya, kata dia, persyaratan itu sama sekali tidak dipenuhi.

"Lalu, bagaimana mungkin KSP Moeldoko merasa KLB Deli Serdang itu sah dan legitimate sehingga menerima dan mengklaim dirinya didaulat sebagai ketua umum," ujar AHY.

Jangan sampai, sambung AHY, karena Moeldoko merasa terpojok oleh perbuatannya, dan terperangkap atas kebohongan awal yang menklaim tidak terlibat dalam gerakan kudeta Partai Demokrat, Moeldoko memproduksi kebohongan baru.

"Di sisi lain, jika KSP Moeldoko menyangkal kebohongan-kebohongannya itu, maka dia harus mengakui bahwa dia telah tertipu oleh para makelar politik. Pertanyaannya, beranikah KSP Moeldoko mengakui hal ini? Mengakui pernah atau tertipu dengan makelar politik ini," tandas AHY.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid