close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto (kanan) memimpin pembekalan calon anggota legislatif Pemilu tahun 2019 di Jakarta, Minggu (5/8). Pembekalan itu untuk menyiapkan caleg asal PDIP menuju Pemilu 2019./Antara F
icon caption
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto (kanan) memimpin pembekalan calon anggota legislatif Pemilu tahun 2019 di Jakarta, Minggu (5/8). Pembekalan itu untuk menyiapkan caleg asal PDIP menuju Pemilu 2019./Antara F
Politik
Minggu, 05 Agustus 2018 16:45

Stigma menyesatkan PDIP adalah PKI

"Stigma yang mengatakan PDI-P adalah PKI itu adalah stigma yang menyesatkan,"
swipe

Mantan penggawa Aksi Bela Islam 212, Kapitra Ampera, memastikan PDI Perjuangan (PDIP) bukan partai anti-Islam. Menurutnya, stigma  yang mengaitkan PDI-Perjuangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), adalah suatu upaya yang amat menyesatkan untuk menjatuhkan PDI-P.

"Saya ingin mengatakan bahwa itu stigma haram, stigma yang mengatakan PDIP adalah PKI itu adalah stigma yang menyesatkan," kata Kapitra disela-sela acara pembekalan bakal calon legislatif (bacaleg) PDIP di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta, Minggu (5/8).

Menurutnya, PDIP bukanlah partai yang berseberangan dengan ajaran Islam. Pasalnya, setiap acara PDIP selalu dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Quran.

Malahan dia menyebut, PDI Perjuangan adalah partai yang amat aplikatif dengan ajaran Islam, karena setiap simbol-simbol Islam ada dalam PDI-P.

"Jadi salah ada yang bilang PDIP itu PKI, tidak betul. Apalagi ada yang bilang PDIP ini anti Islam, lah doanya aja kalau ada acara pakai doanya orang islam, gimana sih," tegasnya.

Kapitra yang maju sebagai bacaleg dari PDIP ini pun mengatakan, dirinya akan menjadi jembatan untuk meluruskan pandangan masyarakat, yang kerap mengaitkan PDIP dengan isu anti Islam.

Dalam kesempatan itu pula, Kapitra mengakui bahwa PDIP tidak lah seperti yang dipandang kebanyakan pihak oposisi. Sebab menurutnya, PDIP memiliki nafas Islam dalam perjuangannya.

"Kata Einstein, orang punya banyak mulut, tapi belum tentu punya otak. Maka pakailah otak, supaya kita bisa berfikir jernih. Saya melihat sendiri, melihat langsung, bahwa atribut Islam dipakai dalam sambutannya, dalam pidatonya," kata Kapitra.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan