sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei SMRC: Jokowi kalahkan Prabowo di Pulau Jawa

Elektabilitas Joko Widodo di Pulau Jawa yang menjadi kunci lumbung suara nasional, mengalahkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Sabtu, 23 Jun 2018 01:56 WIB
Survei SMRC: Jokowi kalahkan Prabowo di Pulau Jawa

Elektabilitas Joko Widodo di Pulau Jawa yang menjadi kunci lumbung suara nasional, mengalahkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. 

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merekam hasil penelitian terbaru terkait keterpilihan calon presiden bersamaan dengan calon gubernur di tiga provinsi. Di antaranya, Jawa Barat, Tengah, dan Timur.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas mengatakan, elektabilitas calon presiden dengan simulasi head-to-head dua nama, dimenangkan oleh Jokowi. 

Provinsi Jawa Barat misalnya, elektabilitas Jokowi mencapai 48,3% mengalahkan Prabowo yang meraup 37,8%. Sedangkan, sebanyak 14% responden tidak menjawab.

Kemudian, tingkat keterpilihan Jokowi di Jawa Tengah mencapai 73,5%, unggul jauh dari Prabowo yang hanya meraup 16,7%. Responden yang tidak mau menjawab mencapai 9,8%.

Terakhir, di Provinsi Jawa Timur, lagi-lagi elektabilitas Jokowi mencapai 58,8% melampaui Prabowo 29,6%. Sisanya sebanyak 14,2% responden mengaku belum menentukan pilihan.

 

Berdasarkan elektabilitas calon presiden itu, Sirojuddin menganalisis hal tersebut berkaitan dengan faktor dukungan pemilih pada perhelatan pemilihan kepala daerah yang akan digelar pada 27 Juni 2018 di tiga provinsi tersebut. 

Menurut dia, elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada di tiga provinsi itu selaras dengan tingkat keterpilihan Capres pada 2019.

Sponsored

"Dukungan kepada calon presiden tampak terkait dengan elektabilitas calon-calon gubernur," ujarnya, Jumat (22/6).

Misalnya saja, elektabilitas Jokowi di Jabar berasal dari 75,6% pemilih pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung oleh PDI Perjuangan. Kemudian 51,7% dari pemilih pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum yang diusung Partai Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura.

Sementara, sebesar 51,9% pemilih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang diusung oleh Partai Golkar dan Demokrat, memilih Jokowi. Sebaliknya, suara pemilih Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN, mengalir ke Jokowi hanya 17,8% dan dikalahkan Prabowo yang mencapai 70,8%.

"Elektabilitas Hasanuddin-Anton dalam Pilgub Jabar berdampak sangat positif terhadap peluang Jokowi dalam Pilpres. Semakin besar elektabilitas Hasanuddin-Anton semakin besar peluang Jokowi dalam Pilpres," katanya. 

Sebaliknya, elektabilitas Sudrajat-Syaikhu berdampak sangat positif terhadap peluang Prabowo dalam Pilpres. Semakin besar dukungan untuk Sudrajat-Syaikhu, maka semakin besar peluang Prabowo dalam memengkan kontestasi Pilpres di Jabar.

Beralih ke Jawa Tengah sebagai lumbung suara PDI Perjuangan. Tentu saja, nama Jokowi unggul telak atas Prabowo pada pemilih di kedua Cagub. 

Pada pemilih Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDI Perjuangan, PPP, dan Golkar, sebanyak 80,3% memilih Jokowi mengalahkan Prabowo yang meraih 13%. Sedangkan pada pemilih Sudirman Said-Ida Fauziah yang diusung Partai Gerindra, PKB, PAN, dan PKS, memilih Jokowi 61,6% melawan Prabowo 31,4%.

Adapun, di Jawa Timur, suara Jokowi kembali unggul pada pemilih pasangan Cagub Khofifah-Emil Dardak sebesar 60,9% melawan Prabowo 30,2%. Sedangkan, pada pemilih Saifullah Yusuf-Puti Soekarno memilih Jokowi sebesar 62,3% melawan Prabowo 27,1%.

Berita Lainnya
×
tekid