Tim sukses pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Maruf Amin menyayangkan adanya berita bohong kekerasan Ratna Sarumpaet.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Johnny G. Plate menyayangkan tersebarnya berita yang belum terkonfirmasi oleh kubu Prabowo-Sandi tersebut.
"Kami sungguh menyesali dan kami sudah meragukan dari awal akan akurasi berita (peristiwa pemukulan Ratna Sarumpaet) itu," katanya di Rumah Cemara, Rabu (3/10).
Meskipun begitu, Johnny mengapresiasi wanita yang bergelut dalam bidang teater itu melakukan klarifikasi di depan media. Ratna merupakan anggota Badan Pemenangan Pemilu Nasional Paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Akan tetapi, kata dia, hal tersebut tidak bisa sampai di situ saja. Tidak hanya tokoh nasionalnya saja, dia pun berharap Prabowo Subianto yang telah melakukan konferensi pers harus meminta maaf.
"Tidak hanya tokoh nasionalnya saja, tokoh sentralnya pun yang telah melakukan konferensi pers diharapkan mempunyai kebesaran hati untuk berkomunikasi pada publik. Sekaligus, meminta maaf kepada publik bahwa penyebaran informasi itu tidak melalui verifikasi dan validasi," katanya.
Menurutnya, permintaan maaf itu jika dilakukan bukanlah hal yang akan merendahkan dirinya di hadapan publik.
Selain itu, ia pun berharap kepada penyelegara Pemilu seperti Bawaslu, perlu semakin mencermati agar ruang politik tidak semakin diisi oleh berita hoaks.
"Bawaslu perlu mengambil langkah-langkah demi memastikan, jangan sampai (berita bohong) terulang kembali," sebutnya.
Menurut dia, jika Bawaslu menemukan adanya pelanggaraan, bisa diberikan tindakan yang setimpal. Hal tersebut dilakukan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Hanya saja, kata dia, jika hal tersebut telah didesain sebelumnya, maka harus ada sanksi yang tegas.
Dia pun menyampaikan gaya dan modal politik 'play victim' (gaya politik sebagai korban) adalah hal yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Karenanya, dia berharap kasus-kasus semacam itu jangan diisi dalam ruang publik.
Dia menyindir, gaya politik itu adalah hal kuno yang dilakukan. "Jangan ngomongin satu sisi milenial, (namun) gayanya politiknya kuno," katanya.
Padahal, sebutnya, seluruh peserta Pemilu memiliki tanggung jawab bersama, terutama komitmen politik dalam deklarasi damai.