Benang filamen nilon digunakan dalam pembuatan pakaian dalam, baju renang, jala ikan, benang jahit, selotip, dan sebagainya.
Ekspor benang filamen nilon Indonesia ke India mencapai puncaknya sebelum pengenaan BMAD, yaitu sebesar US$22,9 juta pada 2004 dan US$22,2 juta pada 2005.
Setelah pengenaan BMAD, ekspor menurun drastis pada 2006 ke angka US$8,7 juta, dan mencapai titik terendah pada 2016 dengan nilai sebesar US$573.000.