Dampak Fintech terhadap ekonomi Indonesia capai Rp25,97 triliun

Industri teknologi finansial (Financial technology/Fintech) terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp25,97 triliun.

Perkembangan fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar Rp25,97 triliun baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, konsumsi rumah tangga mampu meningkat hingga Rp8,94 triliun. / Istimewa

Industri teknologi finansial (Financial technology/Fintech) terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp25,97 triliun.

Hal itu terungkap dalam kajian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bersama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech). Ekonom Indef Bhima Yudhistira menjelaskan perkembangan Fintech di Tanah Air mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB).

"Perkembangan fintech di Indonesia mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar Rp25,97 triliun baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, konsumsi rumah tangga mampu meningkat hingga Rp8,94 triliun. Kedua hal tersebut menunjukkan keberadaan fintech telah mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara makro," kata Bhima, di Jakarta, Selasa (28/8).

Sementara itu, ekonom Indef lainnya, Nailul Huda mengatakan bahwa di sisi dunia usaha, kompensasi tenaga kerja baik berbentuk gaji dan upah mampu meningkat sebesar Rp4,56 triliun dengan sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor perdagangan, keuangan, dan asuransi.

"Ketiga sektor ini mempunyai peran langsung dalam pengembangan fintech. Selain itu, kehadiran fintech juga mampu menyumbang penyerapan tenaga kerja sebesar 215.433 orang yang tidak hanya dari sektor-sektor tersier namun sektor primer yaitu pertanian, juga mengalami penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, yaitu 9.000 orang," ujar Huda.