Industri manufaktur semakin membaik

Industri manufaktur yang mengalami pertumbuhan produksi tertinggi pada triwulan II-2018 terhadap triwulan II-2017 adalah industri kulit.

Perajin menyelesaikan pembuatan kerajinan grafir kaca bergambar tokoh Punakawan di Desa Ngeringo, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (30/7)./Antara Foto

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2018 naik sebesar 1,49% (q-to-q) terhadap triwulan I-2018. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri pengolahan tembakau, yaitu naik 10,31%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri barang galian bukan logam, yaitu turun 8,47%.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2018 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Aceh, yaitu naik 30,07%. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu turun 22,85%.

Jika dilihat dari year on year (y-on-y), jelas Kepala BPS Suharyanto, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II-2018 mengalami kenaikan sebesar 4,36% terhadap triwulan II-2017.

"Industri manufaktur yang mengalami pertumbuhan produksi (y-on-y) tertinggi pada triwulan II-2018 terhadap triwulan II-2017 adalah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, naik 27,73%. Industri karet, barang dari karet dan plastik, naik 17,28%. Industri minuman, naik 15,41%. Industri pakaian jadi, naik 14,63%. Industri alat angkutan lainnya, naik 12,34%," terang dia kepada wartawan, Selasa (2/8) di Jakarta.

Sementara pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2018 naik sebesar 1,34% (q-to-q) terhadap triwulan I-2018. Industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi adalah industri pakaian jadi, naik 6,90%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri pengolahan tembakau turun 13,63%.