Diskusi ini juga merupakan bagian dari strategi besar Johor untuk menyambut Tahun Kunjungan Johor 2026.
Pemerintah Negara Bagian Johor, Malaysia, tengah mengintensifkan kerja sama dengan perusahaan transportasi daring Grab untuk memperbarui Cross-Border Travel Agreement (Perjanjian Perjalanan Lintas Batas) antara Johor dan Singapura. Langkah ini bertujuan untuk memperlancar mobilitas orang dan mendukung rencana strategis sektor pariwisata menjelang digelarnya Tahun Kunjungan Johor 2026 (Tourism Malaysia Johor/TMJ 2026).
Dalam pernyataan resmi yang diunggah di akun Facebook resminya pada Kamis (19 Juni), Kepala Menteri Johor, Onn Hafiz Ghazi, menjelaskan bahwa pembahasan dengan pihak manajemen senior Grab Malaysia mencakup sejumlah isu utama. Salah satu yang paling menonjol adalah bagaimana mempermudah perjalanan warga maupun wisatawan antara Johor Bahru dan Singapura—dua kota yang setiap harinya dilintasi puluhan ribu pekerja, pelajar, dan wisatawan.
Mengatasi tantangan transportasi antarnegara tetangga
Saat ini, pergerakan lintas batas antara Johor dan Singapura sebagian besar mengandalkan kendaraan pribadi, bus umum, dan layanan taksi berlisensi. Namun, layanan transportasi daring seperti Grab belum memiliki skema lintas batas yang sepenuhnya terintegrasi karena terbentur regulasi masing-masing negara. Pengemudi Grab dari Johor tidak bisa menjemput penumpang di Singapura, begitu pula sebaliknya. Situasi ini sering menyulitkan warga yang ingin menggunakan transportasi berbasis aplikasi untuk perjalanan dua arah yang fleksibel.
Dengan pembaruan perjanjian ini, pemerintah Johor berharap Grab dan penyedia transportasi serupa dapat memainkan peran penting dalam menghadirkan solusi transportasi yang lebih efisien, nyaman, dan terjangkau bagi pengguna di kedua sisi perbatasan. Hal ini terutama krusial bagi wisatawan yang datang melalui Singapura untuk mengunjungi destinasi populer di Johor, seperti Legoland Malaysia, Johor Premium Outlets, dan berbagai resor pantai.