Menghapus bayang-bayang ketidakpastian dari hajatan lima tahunan

Pemilu 2024 diharapkan mampu mendorong perekonomian yang tengah lesu. 

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Bayang-bayang resesi ekonomi masih menghantui tahun 2024. Perlambatan ekonomi global, ketidakpastian perekonomian akibat perang, serta faktor iklim El Nino membuat perekonomian Indonesia pun turut melemah. Seperti terjadi pada kuartal-III 2023 di mana ekonomi tumbuh 4,94%, lebih rendah dibanding kuartal-II 2023 yang sebesar 5,17% (year on year/yoy).

Namun, asa meningkatnya laju perekonomian pada tahun 2024 datang dari gelaran Pemilihan Umum (pemilu). Hajatan lima tahunan ini dipastikan akan memberi dorongan pada pertumbuhan ekonomi di tengah masih adanya ketidakpastian ekonomi global.

Wakil Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengakui gelaran pemilu sangat berdampak positif pada perekonomian tanah air. Namun, dampak hajatan lima tahunan ini hanya terbatas di sektor tertentu saja yakni makanan dan minuman, akomodasi, transportasi, tekstil, percetakan dan industri media.

“Sebagai gambaran ada Rp76,6 triliun dari APBN untuk pelaksanaan pemilu, ditambah ada 9.917 Caleg. Kalau per caleg katakanlah pengeluarannya Rp5 miliar maka ada hampir Rp50 triliun belanja langsung caleg,” katanya kepada Alinea.id, Selasa (28/11).

Memang, perkiraan tersebut masih hitungan kasar saja. Namun, Eko meyakini pemilu akan berdampak langsung pada perekonomian yang kini masih melemah di kuartal-III 2023. “Jadi setidaknya ada dampak langsung Rp126 triliun, memang tidak sangat besar namun di beberapa sektor tadi akan ada peningkatan permintaan,” tambahnya.