Pandemi, masalah ekonomi, dan keinginan bunuh diri

Kondisi ekonomi yang sulit bisa memicu seseorang depresi hingga memilih bunuh diri.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Kondisi pandemi yang tak juga menunjukkan kurva menurun berpotensi meningkatkan tekanan psikologis masyarakat. Bagi orang yang tidak kuat menahan dampak pandemi, akan sangat mungkin mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti gangguan kecemasan, depresi, hingga keinginan bunuh diri.

Baru-baru ini peristiwa bunuh diri menggegerkan perumahan Patimura, Tulungagung, Jawa Timur. Seorang warga bernama Oscar Syarifudin nekat mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangannya.

Menurut Kasubbag Humas Polres Tulungagung Iptu Trisakti Saiful Hidayat, penyebab aksi ekstrim pria 36 tahun itu lantaran depresi akibat tunggakan pinjaman online (pinjol) yang berjumlah belasan juta.

“Dari ponsel korban hanya ditemukan tagihan utang kepada korban dari sejumlah penagih utang, dari pinjol,” jelasnya, kepada Alinea.id, lewat sambungan telepon, Kamis (24/6). 

Keterangan beberapa saksi menyebutkan korban memang mempunyai masalah terkait pinjaman daring. "Korban diduga depresi karena terlilit banyak utang dan banyak yang menagih sehingga pada akhirnya korban melakukan bunuh diri," imbuh Trisakti.