Sri Mulyani perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 di atas 5,5%

Ekspor Indonesia masih tinggi yaitu, di US$20,28 miliar, namun trennya mulai menurun selama beberapa bulan terakhir.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Alinea.id/Bagus Priyo

Di tengah tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga yang tinggi di seluruh dunia, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan kinerja sektor eksternal Indonesia tergolong masih solid. Ini terlihat dari neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mengalami surplus dan menjadi surplus yang ke-29 bulan berturut-turut.

“Neraca perdagangan kita di September masih alami surplus sebesar US$4,99 miliar,” kata Menkeu Sri Mulyani (Srimul) dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (21/10).

Surplus akumulasi sepanjang 2022 totalnya mencapai US$39,9 miliar. Hal ini terjadi didorong tingginya surplus nonmigas, peningkatan ekspor nonmigas, dan meningkatnya ekspor komoditas khususnya batu bara dan Crude Palm Oil (CPO).

Pada neraca ekspor, ekspor Indonesia masih tinggi yaitu, di US$20,28 miliar, namun trennya mulai menurun selama beberapa bulan terakhir. Secara akumulatif, sepanjang 2022, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai US$219,4 miliar.

“Dari ekspor ini, selain kuantitas terutama harga CPO yang mengalami penurunan, memberikan kontribusi terhadap penerimaan dari ekspor kita yang menurun, meskipun batu bara harganya masih cukup baik,” jelas Srimul.