Pada Desember 2018 dan Januari 2019, para petani yang jengkel di Uttar Pradesh mengunci sapi-sapi liar di sekolah-sekolah setempat.
Kebijakan Perdana Menteri India Narendra Modi terkait perlindugan sapi dinilai menyulitkan masyarakat di pedesaan. Persoalan ini kembali menghantui Modi menjelang Pemilu India pada 11 April 2019. Dalam pesta demokrasi itu, ia mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Awalnya, para petani di India sangat mendukung Bharatiya Janata Party (BJP), partai nasionalis yang mendukung Modi naik ke tampuk kekuasaan pada 2014. Akan tetapi, langkah-langkah pemerintah yang ketat terkait perlindungan sapi—yang dianggap suci bagi umat Hindu—menyebabkan masyarakat pedesaan pusing bukan kepalang.
"Kami telah mencoba segalanya, mulai dari orang-orangan sawah hingga kawat berduri, tetapi sapi-sapi itu selalu menggerogoti tanaman kami," tutur Reghuvir Singh Meena, petani yang memiliki ladang di Distrik Pilani, Rajashtan. "Pemerintah hanya bermain politik, mereka tidak peduli dengan petani miskin."
Sebelum Modi berkuasa, penyembelihan dan konsumsi daging sapi sudah dilarang di Rajasthan serta banyak negara bagian lainnya di India, yang juga menjadi rumah bagi sejumlah warga beragama Islam atau Kristen.
Namun, hukum terkait perlindungan sapi liar kini diterapkan lebih ketat dan sanksinya pun diperberat. Para kritikus menilai, BJP sedang dalam misi untuk memaksakan hegemoni Hindu atau Hindutva di India.