Singapura kecewa penyelesaian isu Myanmar sangat lambat

Hal tersebut disampaikan Menlu Singapura usai Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN-China di Chongqing, Tiongkok, pada Senin (7/6).

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Twitter/@MFAsg

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan pada Senin (7/6) menyatakan bahwa dirinya kecewa atas lambatnya progres yang dibuat untuk menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar.

Situasi di Myanmar menjadi salah satu isu utama yang dibahas pada Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN-China di Chongqing, China, pada Senin.

"Kita semua satu suara tentang perlunya penghentian segera kekerasan, tentang perlunya pembebasan tahanan, serta agar negosiasi dan dialog terjadi di antara semua pihak," kata Balakrishnan dalam pernyataannya.

Menlu Balakrishnan menambahkan, penunjukan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar hanya akan terjadi jika pihak Myanmar menginginkan dialog, negosiasi, dan rekonsiliasi yang tulus.

"Sejujurnya, Singapura kecewa dengan kemajuan yang sangat, sangat lambat. Kita tahu bahwa masih ada warga sipil yang terluka atau terbunuh. Tidak ada pembebasan tahanan politik, tidak ada tanda-tanda nyata dari dialog dan negosiasi politik yang berarti. Jadi kita harus menjaga ruang ini," tuturnya.