Tegang dengan Malaysia, India lirik minyak sawit Indonesia

Relasi Malaysia dan India tegang dipicu oleh pernyataan PM Mahathir Mohamad di Sidang Umum PBB menyangkut Kashmir.

Ilustrasi / Pixabay

India, pembeli minyak sawit utama dunia, menghindari pembelian dari Malaysia setelah Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengkritik kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi atas Kashmir.

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada September lalu, PM Mahathir mengatakan bahwa India telah menyerbu dan menduduki Kashmir. Sejak itu, banyak pembeli minyak sawit India disebut mulai beralih ke Indonesia menyusul kekhawatiran bahwa PM Modi akan membatasi pembelian minyak nabati dari Malaysia.

India mencabut status khusus Negara Bagian Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus. Banyak yang menilai pemerintahan nasionalis Hindu pimpinan Modi mengambil kebijakan itu untuk mengubah demografi dari satu-satunya negara bagian di India yang mayoritas muslim, sepenuhnya mengintegrasikan Kashmir dengan India.

"India akan menggantikan impor minyak sawit Malaysia dengan membeli lebih banyak dari Indonesia dan meningkatkan pasokan minyak nabati dari Ukraina," kata Bipul Chatterjee, yang mengepalai CUTS Centre for International Trade, Economics and Environment di Jaipur. "Ini pertama kalinya India menggunakan posisinya sebagai mitra dagang untuk menyatakan ketidaksenangan atas sebuah pernyataan politik."

Kementerian Luar Negeri India telah mengungkap keberatan atas pernyataan tersebut. Mereka meminta Malaysia untuk mengingat persahabatan antara kedua negara dan tidak lagi mengeluarkan pernyataan seperti itu.