sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tegang dengan Malaysia, India lirik minyak sawit Indonesia

Relasi Malaysia dan India tegang dipicu oleh pernyataan PM Mahathir Mohamad di Sidang Umum PBB menyangkut Kashmir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 16 Okt 2019 20:04 WIB
Tegang dengan Malaysia, India lirik minyak sawit Indonesia

India, pembeli minyak sawit utama dunia, menghindari pembelian dari Malaysia setelah Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengkritik kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi atas Kashmir.

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada September lalu, PM Mahathir mengatakan bahwa India telah menyerbu dan menduduki Kashmir. Sejak itu, banyak pembeli minyak sawit India disebut mulai beralih ke Indonesia menyusul kekhawatiran bahwa PM Modi akan membatasi pembelian minyak nabati dari Malaysia.

India mencabut status khusus Negara Bagian Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus. Banyak yang menilai pemerintahan nasionalis Hindu pimpinan Modi mengambil kebijakan itu untuk mengubah demografi dari satu-satunya negara bagian di India yang mayoritas muslim, sepenuhnya mengintegrasikan Kashmir dengan India.

"India akan menggantikan impor minyak sawit Malaysia dengan membeli lebih banyak dari Indonesia dan meningkatkan pasokan minyak nabati dari Ukraina," kata Bipul Chatterjee, yang mengepalai CUTS Centre for International Trade, Economics and Environment di Jaipur. "Ini pertama kalinya India menggunakan posisinya sebagai mitra dagang untuk menyatakan ketidaksenangan atas sebuah pernyataan politik."

Kementerian Luar Negeri India telah mengungkap keberatan atas pernyataan tersebut. Mereka meminta Malaysia untuk mengingat persahabatan antara kedua negara dan tidak lagi mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Perselisihan tersebut adalah yang terbaru yang berdampak pada arus perdagangan. Sebelumnya ada ketegangan Korea Selatan dan Jepang menyangkut kompensasi bagi tenaga kerja paksa semasa pendudukan Jepang dan tentu saja perang dagang Amerika Serikat dan China.

"China dan AS sering menggunakan relasi dagang sebagai alat kekuasaan," ujar Chatterjee. "Tampaknya India juga memasuki permainan di mana perdagangan tidak hanya soal berdagang, melainkan juga merupakan senjata."

Setiap tindakan oleh India untuk menghentikan pembelian minyak sawit dari Malaysia akan memukul tepat di jantung industri Negeri Jiran. Minyak sawit adalah ekspor pertanian terbesar Malaysia, dan India adalah pembeli utamanya.

Sponsored

India membeli sekitar 3,9 juta ton minyak sawit antara Januari dan September, nilainya sekitar US$2 miliar.

Komentar PM Mahathir tentang Kashmir telah memicu kemarahan di kalangan warga India hingga muncul tren tagar #BoycottMalaysia di Twitter. Warganet India menyerukan orang-orang untuk tidak bepergian ke Malaysia dan menghindari perdagangan dengan Negeri Jiran.

"Ini adalah reaksi dari para trader jadi kami tidak bisa merespons keputusan personal mereka," kata PM Mahathir di Kuala Lumpur pada Rabu (16/10), merujuk pada trader India yang menghindali pembelian minyak sawit Malaysia. "Jika pemerintah yang meluncurkan boikot atau langkah serupa, maka kita harus melakukan upaya diplomatis untuk mengurangi tindakan yang telah mereka ambil."

PM Mahathir yang dijuluki Dr M menambahkan, pihaknya akan mencari solusi diplomatik jika India benar membatasi impor sejumlah produknya. Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri India belum memberi pernyataan apa pun. 

Sebelumnya datang kabar bahwa Malaysia tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan impor gula mentah dan daging kerbau dari India demi meredakan ketegangan perdagangan.

"Menteri memandang dengan prihatin kabar baru-baru ini mengenai hubungan bilateral yang tidak menguntungkan antara Malaysia dan India mengingat kedua negara telah menikmati relasi yang kuat dan komprehensif selama lebih dari enak dekade," sebut pernyataan dari Kementerian Industri Utama Malaysia, merujuk pada Menteri Teresa Kok.

"Malaysia terbuka untuk negosiasi ... demi mengatasi kekhawatiran India tentang ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara." (Hindustan Time dan CNA)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid