Ada korelasi antara naiknya kasus psikosis dan schizophrenia dan kecanduan ganja di Kanada.
Para pecandu mariyuana atau ganja punya peluang meninggal lebih besar ketimbang non pecandu ketika menderita sakit parah atau dirawat di unit gawat darurat. Riset teranyar yang dipublikasi di Jama Network pada 6 Februari lalu menemukan bahwa kecanduan ganja meningkatkan risiko kematian pengguna hingga berkali lipat.
Dalam studi bertajuk "Cannabis Use Disorder Emergency Department Visits and Hospitalizations and 5-Year Mortality" itu, para peneliti menemukan 3 dari 10 pengkonsumsi ganja bakal mengalami kecanduan (cannabis use disorder/CUD). Selain itu, 3 dari 10 pecandu meninggal setidaknya 5 tahun setelah masuk unit gawat darurat.
"Ini adalah risiko yang kerap dikesampingkan. Kami memperkirakan dari setiap pengidap CUD yang menjalani rehabilitasi, ada tiga lainnya yang tidak mencari pertolongan," kata Daniel Myran, salah satu peneliti di riset tersebut, seperti dikutip dari New York Times.
Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan data catatan kesehatan di Ontario, Kanada. Dari data itu, peneliti menemukan sebanyak 106,994 orang teridentifikasi sebagai pengidap CUD dan pernah dirawat di rumah sakit pada periode 2006-2021.
Myran dan kawan-kawan lantas menghubungkan data itu dengan catatan statistik kematian di Ontario. Mereka menemukan sebanyak 3.5% pengidap CUD meninggal dalam jangka waktu lima tahun usai kunjungan ke rumah sakit. Sebagai perbandingan, tingkat kematian pasien yang bukan pecandu ganja hanya 0.6%.