Ancaman ketimpangan populasi pada 2100

Sebesar 97% negara di seluruh dunia tak mampu mempertahankan jumlah penduduknya pada 2100.

Ilustrasi kerumunan orang./Foto 593714/Pixabay.com

Populasi dunia bakal terancam, kurang dari 100 tahun dari sekarang. Tingkat kesuburan sudah menurun drastis di seluruh dunia sejak 1950 dan bakal terus menyusut di nyaris semua negara hingga 2100. Itulah yang ditemukan para peneliti dalam laporan bertajuk “Global fertility in 204 countries and territories, 1950-2021, with forecasts to 2100: A comprehensive demographic analysis for the Global Burden of Disease Study 2021” yang terbit di The Lancet (20 Maret, 2024).

Newsweek menulis, tingkat kesuburan mengalami penurunan paling cepat di beberapa negara Asia dan Karibia, dalam 50 tahun terakhir. Korea Selatan, China, dan Bhutan mengalami penurunan rata-rata jumlah kelahiran per perempuan sebesar 79% antara 1971 dan 2021. Sementara Hong Kong mengalami penurunan tingkat kesuburan sebesar 78%.

Uni Emirat Arab, mengalami penurunan angka kelahiran per perempuan sebesar 77% dalam periode waktu yang sama, seperti halnya Maladewa. Sedangkan Saint Lucia, Anguilla, dan Jamaika mengalami penurunan lebih dari 75%.

“Tidak ada negara yang mengalami penurunan tingkat kesuburan dalam setengah abad terakir, meskipun beberapa negara, seperti Vatikan dan Republik Afrika Tengah, tidak mengalami perubahan,” tulis Newsweek.

Di Amerika Serikat, tingkat kesuburan turun sebesar 26% antara 1971 dan 2021, dari seorang perempuan yang memiliki rata-rata 2,26 anak pada 50 tahun lalu menjadi 1,66 anak saat ini.