Ikan paus punya persepsi positif terhadap lumba-lumba. Begitu pula sebaliknya.
Saat paus bungkuk meluncur di permukaan laut tak jauh dari pantai Australia, percik-percik kecil di depan menandakan mereka bukan sendirian. Sekawanan lumba-lumba hidung botol melesat di depan rombongan—seakan menuntun arak-arakan raksasa itu.
Adegan yang terekam oleh sebuah crittercam—kamera kecil yang dipasangkan pada salah satu paus—itu hanyalah satu contoh interaksi antara paus baleen dan lumba-lumba di alam liar. Menurut penelitian terkini yang dipublikasikan di Jurnal Discover Animals, Agustus lalu, interaksi semacam itu mungkin jauh lebih umum daripada yang selama ini diduga.
Setelah menganalisis foto dan video dari 199 insiden interaksi paus-lumba-lumba yang melibatkan 19 spesies di seluruh dunia, peneliti menemukan bahwa sekitar seperempat dari seluruh pertemuan tersebut dapat dikategorikan sebaga "interaksi positif", meskipun masih belum jelas seberapa sadar kedua hewan itu terhadap keberadaan satu sama lain.
Para peneliti mengumpulkan gambaran kontak antar-cetacea ini dengan menelusuri unggahan media sosial dari lautan dunia, ditambah dua rekaman yang ditangkap oleh crittercam. Dari keseluruhan pengamatan, tampak satu pola yang konsisten: dalam 80 persen kasus, lumba-lumba berenang dekat kepala paus, yang menunjukkan adanya kesadaran bersama
"Atau bahkan upaya lumba-lumba untuk menarik perhatian paus," kata Olaf Meynecke, salah satu penulis studi dan pemimpin program paus dan iklim di Griffith University, Queensland, Australia, seperti dikutip dari National Geographic.