close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ikan lumba-lumba. /Foto Unsplash
icon caption
Ilustrasi ikan lumba-lumba. /Foto Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 22 September 2025 15:00

Apa kata lumba-lumba tentang ikan paus?

Ikan paus punya persepsi positif terhadap lumba-lumba. Begitu pula sebaliknya.
swipe

Saat paus bungkuk meluncur di permukaan laut tak jauh dari pantai Australia, percik-percik kecil di depan menandakan mereka bukan sendirian. Sekawanan lumba-lumba hidung botol melesat di depan rombongan—seakan menuntun arak-arakan raksasa itu.

Adegan yang terekam oleh sebuah crittercam—kamera kecil yang dipasangkan pada salah satu paus—itu hanyalah satu contoh interaksi antara paus baleen dan lumba-lumba di alam liar. Menurut penelitian terkini yang dipublikasikan di Jurnal Discover Animals, Agustus lalu, interaksi semacam itu mungkin jauh lebih umum daripada yang selama ini diduga.

Setelah menganalisis foto dan video dari 199 insiden interaksi paus-lumba-lumba yang melibatkan 19 spesies di seluruh dunia, peneliti menemukan bahwa sekitar seperempat dari seluruh pertemuan tersebut dapat dikategorikan sebaga "interaksi positif", meskipun masih belum jelas seberapa sadar kedua hewan itu terhadap keberadaan satu sama lain. 

Para peneliti mengumpulkan gambaran kontak antar-cetacea ini dengan menelusuri unggahan media sosial dari lautan dunia, ditambah dua rekaman yang ditangkap oleh crittercam. Dari keseluruhan pengamatan, tampak satu pola yang konsisten: dalam 80 persen kasus, lumba-lumba berenang dekat kepala paus, yang menunjukkan adanya kesadaran bersama 

"Atau bahkan upaya lumba-lumba untuk menarik perhatian paus," kata Olaf Meynecke, salah satu penulis studi dan pemimpin program paus dan iklim di Griffith University, Queensland, Australia, seperti dikutip dari National Geographic. 

Dalam beberapa contoh, lumba-lumba tampak sengaja menggosokkan tubuhnya pada paus. "Kedekatan seperti ini menunjukkan bahwa mereka mencari kontak langsung, atau setidaknya kontak visual,” imbuh Meynecke. 

Pada sejumlah kasus, lumba-lumba melakukan bow riding—memanfaatkan gelombang yang tercipta di depan paus untuk menghemat energi—tepat di sekitar kepala atau rostrum (moncong) paus, persis seperti yang sering mereka lakukan di depan kapal. 

“Apakah lumba-lumba berada dekat rostrum untuk menikmati ‘naik gelombang’ yang cepat, atau sebenarnya untuk mencari kontak dengan paus?” tanya Meynecke.

Beberapa spesies paus tampaknya membalas pendekatan ramah lumba-lumba lebih sering daripada yang lain. Paus bungkuk, khususnya—yang dipercaya memiliki kecenderungan sosial lintas-spesies karena kadang-kala ikut campur saat paus lain diserang orca atau saat orca menyerang anjing laut bahkan ikan matahari—terlihat lebih menerima asosiasi itu. 

"Dari semua dokumentasi interaksi dengan paus bungkuk, “setidaknya sepertiga kita kategorikan sebagai interaksi positif, dengan paus bungkuk justru mencari dan berenang menuju lumba-lumba,” kata Meynecke.

Selama ini perilaku lumba-lumba yang bermain-main di sekitar paus sering dianggap sebagai lumba-lumba yang ‘bergembira’ dengan ‘benda besar’ di lautan. 

“Namun, rekaman yang ada selama ini belum banyak menunjukkan paus yang membalas permainan itu,” kata Thea Taylor, direktur proyek Sussex Dolphin Project di Inggris, yang tidak terlibat dalam studi ini. 

Paus bungkuk berguling ke samping dan memperlihatkan perutnya—gerakan yang sering dikaitkan dengan sosialisasi atau bahkan ritual kawin—serta merentangkan sirip dada mereka ke arah lumba-lumba. Sementara paus abu-abu juga berguling, perilaku yang terlihat baik saat kawin maupun ketika hewan penasaran mencoba melihat yang mengamati, seperti kapal wisata. 

Adapun southern right whale lazimnya memukul air dengan sirip dada mereka—tindakan yang juga terkait komunikasi dan interaksi sosial--ketika berinteraksi dengan lumba-lumba. “Menarik melihat adanya bolak-balik permainan, bukannya hanya satu arah saja,” kata Taylor. 

Dalam dua kejadian yang membingungkan, paus bungkuk bahkan pernah mengangkat seekor lumba-lumba hidung botol dengan rostrumnya. Taylor mengaku tak tahu pasti bagaimana menafsirkannya, namun ia tidak melihatnya sebagai tindakan agresif. 

“Biasanya jika bersifat agresif, gerakannya lebih keras seperti tepukan ekor atau hantaman kepala,” ujarnya.

Ilustrasi ikan paus. /Foto Unsplash

Tak selalu positif 

Kontak antar-cetacea tidak selalu hangat. Di Inggris, peneliti pernah mencatat lumba-lumba membunuh porpoise sebelum meninggalkan bangkainya—fenomena yang masih belum dipahami sepenuhnya; karena bangkai itu tidak dimakan, dugaan muncul bahwa tindakan itu mungkin semata-mata bentuk permainan gelap. 

“Itu sisi yang agak kelam dari apa yang bisa disebut bermain,” tutur Taylor.

Beberapa spesies lain tampak kurang tertarik pada lumba-lumba dibandingkan paus bungkuk yang ramah—seperti paus sirip, paus biru, dan paus kanan utara—mereka menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada reaksi.

Mengapa permainan penting? Selain menjadi aktivitas menyenangkan, bermain mempunyai peran penting bagi perkembangan kognitif dan sosial. “Lumba-lumba sangat bergantung pada jaringan sosial mereka untuk mencari makan, berburu, dan berkembang biak,” kata Taylor. “Seperti pada manusia, bermain adalah cara yang luar biasa untuk memperkuat ikatan sosial.”

Memahami apakah spesies berbeda secara aktif saling mencari untuk bermain membantu para ahli lebih paham tentang distribusi mereka—informasi yang berguna untuk upaya konservasi dan bisa meningkatkan dukungan publik terhadap langkah-langkah perlindungan. 

“Memahami bahwa cetacea juga bermain, seperti kita, berpotensi menumbuhkan ikatan emosional serupa,” kata Taylor—ikatan yang pada akhirnya bisa mendorong perlindungan yang lebih kuat bagi kehidupan laut.


 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan