Bayang-bayang kekalahan, memicu stres pasca-pemilu

Stres pasca-pemilu dialami karena kekecewaan terhadap kekalahan paslon yang didukung dan dugaan kecurangan dalam proses pemilu.

Seorang warga tengah memasukkan surat suara ke dalam kotak di sebuah tempat pemungutan suara (TPS), Rabu (14/2/2024)./Foto X KPU RI/ @KPU_ID

Melihat hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 di televisi, usai menyoblos, Mustofa Kamil mengaku sedih. Pria berusia 26 tahun itu tak menyangka, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang didukungnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya mendapatkan sedikit suara.

“Karena yang kita tahu pendukungnya banyak lho. Masa suaranya segitu sih,” kata Mustofa saat ditemui Alinea.id di bilangan Depok, Jawa Barat, Kamis (15/2).

Mendapati kenyataan tersebut, Mustofa lantas tak punya motivasi lagi menonton televisi dan mengakses media sosial. “Tentu keresahan setelah melihat quick count itu ada, ya,” kata dia.

Untuk mengalihkan perhatian dari televisi dan media sosial, ia memilih menyibukan diri dengan pekerjaannya sebagai wiraswasta.

Tak berbeda dengan Mustofa, Yuni Raiza, 24 tahun, juga merasa sedih pasangan capres-cawapres Anies dan Muhaimin yang didukungnya kalah versi hitung cepat.