Riset baru menunjukkan: mengganti waktu duduk dengan sedikit gerak bisa meningkatkan mood esok hari—sejalan dengan pesan Taylor Swift, “make your own sunshine.”
Dalam hidup modern yang serbaterhubung, kebahagiaan sering kali terasa seperti hasil dari sesuatu yang besar: liburan panjang, pencapaian karier, atau momen monumental lain. Tapi penelitian baru menunjukkan bahwa sumber kebahagiaan bisa jadi lebih sederhana dan dekat dari yang kita kira: sesederhana berdiri dari kursi dan melangkah sebentar.
Temuan ini datang dari studi terbaru yang dilakoni sejumlah peneliti dari Monash University di Australia. Hasil riset sudah diterbitkan di Jurnal Psychology of Sport and Exercise, baru-baru ini. Para peneliti menelusuri bagaimana rutinitas harian—terutama seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk duduk, tidur, atau bergerak—berhubungan dengan suasana hati keesokan harinya.
Hasilnya memperlihatkan satu pola konsisten: semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, semakin besar kemungkinan seseorang merasa lesu dan kurang bersemangat esok hari. Sebaliknya, hanya dengan mengganti sebagian waktu duduk dengan aktivitas ringan, mood bisa naik signifikan dalam 24 jam.
Penelitian melibatkan 354 orang dewasa muda dengan rata-rata usia 22 tahun. Para partisipan mengenakan alat pemantau aktivitas di pergelangan tangan selama satu hingga dua minggu untuk merekam setiap menit dalam 24 jam—dari waktu tidur hingga saat terjaga. Setiap malam, mereka mengisi survei untuk menilai suasana hati mereka: apakah merasa positif, penuh energi, atau tenang.
Para peneliti membagi keseharian manusia ke dalam lima kategori perilaku yang saling meniadakan (mutually exclusive), yakni tidur, terjaga di tempat tidur (misalnya sambil menggulir ponsel atau membaca), duduk diam (perilaku sedentari), aktivitas ringan seperti berjalan santai, berdiri, atau mengerjakan pekerjaan rumah, dan aktivitas sedang hingga berat seperti jogging atau bersepeda.