WHO dan ILO ingatkan efek kerja berlebihan dan durasi berkepanjangan

Sejak pandemi Covid-19, tahun lalu terjadi peningkatan kematian sebesar 29% di 194 negara karena tekanan kerja berlebihan.

Ilustrasi. Pixabay

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengingatkan dampak buruk terhadap kerja berlebihan dengan durasi yang berkepanjangan.

Tercatat, sejak pandemi Covid-19, tahun lalu terjadi peningkatan kematian sebesar 29% di 194 negara karena tekanan kerja berlebihan dan jam kerja yang terlalu panjang. Perubahan pola kerja selama pandemi Covid-19 diduga menjadi salah satu penyebab lonjakan kematian ini.

Dikutip dari Times of India, Kamis (11/11), situasi kerja telah berubah selama pandemi Covid-19. Orang-orang bekerja dari rumah, anak-anak sekolah di rumah, siapapun mengalami pembatasan pergerakan demi mencegah persebaran Covid-19.

Sekilas bekerja di rumah mungkin terdengar simpel. Karyawan tidak perlu repot berpakaian, makeup, menghadapi kemacetan, berdesakan di angkutan umum, dan sebagainya. Cukup menyediakan tempat yang nyaman untuk bekerja di rumah, dan semua berjalan seperti seharusnya.

Apabila kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, orang tentu menjadi bosan. Terlebih saat tugas terus bertambah sehingga terpaksa bekerja dalam jangka waktu lama. WHO dan ILO membuat pedoman jam kerja maksimal seseorang adalah 40 jam seminggu. Lebih dari itu, maka termasuk berlebihan dan berbahaya untuk kesehatan.