Bambang Brodjonegoro sebut susunan kabinet era Jokowi tak ideal

Kemenristekdikti/Kepala BRIN dianggap lebih kuat dalam mengkoordinasi kegiatan riset dan inovasi.

Bambang Brodjonegoro/Antara Foto

Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menilai susunan kabinet era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tidak ideal.

Merujuk Undang-Undang (UU) 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek), perguruan tinggi terlibat dalam kegiatan riset dan inovasi, sebagaimana tri dharma perguruan tinggi. Jadi, Kemenristekdikti/Kepala BRIN dianggap lebih kuat dalam mengkoordinasi kegiatan riset dan inovasi.

“Jangan lupa Kabinet Kerja 2014-2019 Jokowi ada Kemenristek Dikti, tetapi ya karena saya ditunjuk sebagai menteri dan ketika disampaikan Bapak Presiden, saya diminta untuk menjadi Menristek/Kepala BRIN,” ucapnya dalam Alinea Forum  bertajuk ‘Organisasi Riset dan Inovasi Bagi Kemajuan IPTEK’, Selasa (3/8).

“Saya bertanya, Diktinya kemana Pak? Diktinya kembali ke Dikbud. Nah, sebenarnya kalau istilah kita bisa berandai-andai, waktu itu bisa diputar kembali dan barangkali ada pemahaman yang lebih dalam UU Sisnas Iptek, terutama kepada yang desain atau membantu Bapak Presiden mendesain kabinet, sebenarnya akan ideal itu kalau waktu itu saya dilantiknya menjadi Menristekdikti/Kepala BRIN,” lanjutnya.

Berkaca dari pengalaman saat menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas, kata dia, Kepala BRIN bertugas melaksanakan koordinasi dalam perencanaan. Sebab, masing-masing kementerian memiliki penelitian dan pengembangan (litbang) dan pengkajian dan penerapan (jirap) yang perlu diorkestrasikan dalam perencanaan di tingkat nasional. Di sisi lain, perguruan tinggi semestinya perlu dilibatkan, karena disana tersedia banyak pelaku riset dan inovasi di Indonesia.