Kasus pelanggaran HAM mandeg, KontraS kritik tema "Berkarya untuk Bangsa" Kejagung

Kejagung sendiri belum pernah melakukan penyidikan atas kasus pelanggaran HAM berat.

Peserta aksi kamisan berdiri di depan Istana Kepresidenan menuntut kasus pelanggaran HAM Tragedi Semanggi diselesaikan/Antara Foto

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut tema "Berkarya untuk Bangsa" pada Hari Bhakti Adhyaksa ke-61 tahun, sangat jauh dari realita. Pangkalnya, penegakan hukum di Kejaksaan Agung (Kejagung) maupun bagi penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu di Indonesia.

"Terlebih, masih kerap kita jumpai fenomena pelbagai tuntutan jaksa yang memihak para pelaku dan mencederai rasa keadilan. Lantas, timbulah bias makna dalam tema Hari Bhakti Adhyaksa kali ini? Lalu untuk siapa Kejaksaan RI berkarya? Untuk bangsa atau untuk pelaku pelanggar HAM?," kata Kepala Divisi Advokasi HAM Kontras, Andi Rezaldi kepada Alinea.id, Kamis (22/7).

Andi menyatakan, ada beberapa alasan mengapa tema itu dengan realita penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu di Kejagung. Pertama, Jaksa Agung merupakan pimpinan dan penanggung jawab tertinggi yang mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan, sekaligus adalah penyidik kasus pelanggaran HAM yang berat. 

Namun, hingga kini drama bolak-balik berkas masih tidak juga dihentikan. Berdasar catatan KontraS terakhir, kata dia, Komnas HAM telah mengembalikan berkas pada awal Januari 2019, namun direspon lebih lanjut oleh Kejagung.

"Kejagung masih tidak menindaklanjuti berkas penyelidikan Komnas HAM ke tingkat penyidikan dengan alasan tidak cukup bukti," jelasnya.