Pamit lihat demo, Riyan Saputra justru tewas diterjang peluru

Riyan Saputra sempat dirawat dua malam di rumah sakit.

Sekelompok warga membawa kayu saat menduduki Jembatan Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat. Sekelompok warga melakukan aksi bakar dua kantor polisi dan melempar batu ke aparat keamanan karena tidak puas dengan hasil Pilpres 2019. Antara Foto

Hari ini kali terakhir Juliasyah memandangi wajah Riyan Saputra (15). Jenazah pelajar kelas 11 SMK Negeri 7 Terpadu, warga Gang Bakaran Sabar Jalan Tanjung Raya 2, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, itu telah dimasukkan ke liang lahat, Jumat (24/5). 

"Hari ini anak saya dimakamkan, dan mungkin ini sudah digariskan oleh Allah Swt. Lagi duduk saja kita bisa meninggal kok," kata Juliasyah, ayah Riyan, di Pontianak pada Jumat (24/5).

Riyan diduga menjadi korban kericuhan di Pontianak pada Rabu (22/5) lalu. Juliasyah mengungkapkan, saat pecah demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019, Riyan meminta izin pamit hendak keluar rumah melihat aksi itu. 

“Yang namanya anak-anak sifat keingintahuannya sangat tinggi,” ucap Juliasyah.

Juliasyah terkejut setelah mendapat kabar jika buah hatinya itu diterjang peluru atau tertembak saat menonton aksi demonstrasi. Untuk memulihkan kesehatannya, Riyan sempat dirawat dua malam di rumah sakit.