Pangkal rendahnya kualitas riset Indonesia versi Menristek

Menurut Bambang, seharusnya mayoritas pendanaan disokong swasta.

Ilustrasi. Pixabay

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, menilai, orientasi penelitian di Indonesia baru sebatas penyerapan anggaran. Sehingga, kualitas hasilnya masih rendah.

Dirinya menduga, hal tersebut dipengaruhi sistem birokasi di Tanah Air. Padahal, keduanya takbisa "dikawinkan". Lantaran prinsipnya berbeda.

"Riset tidak bisa dikembangkan dengan jenjang struktural. Dengan rumitnya birokrasi seperti yang kita alami sekarang," ujarnya saat memberikan sambutan "Pembukaan Rapat Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)" di Jakarta, Senin (24/2).

Dia menambahkan, sumber pendanaan riset menjadi faktor penting dalam menentukan arah pembangunan nasional. Idealnya mayoritas anggaran berasal dari swasta.

Nahasnya, pengeluaran bruto untuk penelitian dan pembangunan (gross expenditure on research and development/GERD) Indonesia hanya 0,25% dari produk domestik bruto (gross domestic product/GDP).