Dongkol para pemilik kendaraan tua: "Uji emisi bikin susah rakyat kecil..."

Pemberlakuan sertifikasi uji emisi untuk kendaraan bermotor di DKI Jakarta dianggap tidak adil.

Ilustrasi kendaraan roda tua klasik. Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Menyaksikan belasan petugas berompi hijau sedang menertibkan para pesepeda motor "nakal" di sebuah persimpangan di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Wawan Setiawan langsung putar arah. Menunggangi motor bebek tua, Wawan sadar ia tak mungkin lolos dari sergapan polisi lalu lintas. 

"Ada yang pakai motor kayak saya diberhentiin. 'Lho, kenapa?' saya pikir. Saya baru ngeh kalau ternyata harus uji emisi. Ya, sudah. Begitu saya lihat ada persimpangan, saya belok kanan saja," ucap Wawan kepada Alinea.id, Senin (4/9).

Pagi itu, Wawan dalam perjalanan ke Pasar Cengkareng untuk berjualan ayam. Seperti biasanya, ia memakai Yamaha F1ZR keluaran 2005. Knalpot motor itu berasap tebal. 

"Ketimbang urusan sama polisi. Ujung-ujungnya uang nanti. Males saya, mending balik aja ganti motor," ujar pria yang tinggal di kawasan Poris Tangerang, Banten, itu. 

Di rumahnya, Wawan punya satu motor lainnya yang jauh lebih muda. Untuk sementara waktu, ia mengaku bakal memakai motor itu. "Untuk ke pasar saya sebenarnya lebih suka pakai motor yang jelek karena motornya juga buat kotor-kotoran," ujar Wawan.