Nasib pesepakbola asal Afrika, diperas keluarga dan jatuh miskin

Tanpa paparan terhadap literasi keuangan, para pesepakbola Afrika akan dirugikan dalam posisi pasca-karier mereka, jelas Ndlovu.

Ilustrasi. Foto: Pixabay

Karier pesepakbola penuh dengan gemerlap, terutama bagi mereka yang bermain di daratan Eropa. Namun, bagi pemain asal Afrika, gemerlap sepak bola yang mereka dapatkan dari memeras keringat di lapangan, juga punya sisi yang membuat frustrasi. Mereka menjadi 'sapi perah' keluarga. Pada saat redup, banyak dari mantan pemain akhirnya hidup dengan keadaan yang menyedihkan.

Pada November 2023, mantan gelandang Chelsea John Mikel Obi menghidupkan kembali perbincangan lama tentang beban yang dihadapi para pencari nafkah, terutama pesepakbola multijutawan yang bermain di level tertinggi.

Berbicara di podcast Vibe with Five yang dipandu oleh mantan pemain internasional Inggris Rio Ferdinand, Obi berkata, “Ketika Anda datang dari Afrika – dan ini adalah sesuatu yang menurut saya tidak banyak kita bicarakan – ketika Anda menghasilkan uang, itu bukanlah uang Anda.”

“Anda memiliki semua kerabat, sepupu, apa pun. Anda mendapat gaji dan berkata, ‘Saya akan menyisihkan ini untuk orang ini, menyisihkan itu untuk orang itu, dan menyisihkan itu untuk ibu dan ayah saya’. Sebelum Anda menyadarinya, Anda mendapatkan lebih sedikit dari mereka. Itulah budayanya. Mereka mengharapkan Anda melakukan itu. Bagi mereka, Anda berhutang pada mereka.”

Selama bertahun-tahun, ketika liga-liga top berkembang dan meraup miliaran pendapatan pemasaran, gaji para pemain meningkat secara eksponensial. Namun dengan lebih banyak uang, timbul lebih banyak masalah.