Cegah kisruh, KPU diminta kebut sosialisasi teknis pencoblosan

Pencoblosan di sejumlah tempat pemungutan suara di luar negeri kisruh karena penyelenggara tak paham aturan.

Petugas Komisi Independen Pemilihan (KIP) memberikan penjelasan kepada para penyandang disabilitas terkait tata cara pencoblosan surat suara braille saat simulasi pemilu di Banda Aceh, Minggu (14/4). /Antara Foto

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengebut sosialisasi teknis pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS). Menurut Titi, saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami teknis pencoblosan. 

"Karena kalau tidak nanti bisa saja di TPS mereka kebingungan dan waktu menggunakan hak suara menjadi agak panjang. Itu bisa membuat waktu (pencoblosan) berlarut-larut," ujar Titi kepada wartawan di Jakarta, Senin (15/4). 

Dijelaskan Titi, sosialisasi perlu dikebut untuk mengantisipasi kisruh saat pencoblosan sebagaimana yang terjadi di sejumlah TPS di Sidney, Australia; Hongkong, China; dan Kuala Lumpur, Malaysia. Selain sosialisasi kepada pemilih, KPU pun diminta meningkatkan kompetensi panitia pemungutan suara di TPS.   

"Jadi, bagaimana mengecek DPT apa yang perlu dibawa pada hari H nanti (dan) bagaimana memberikan suara secara sah. Jangan sampai apa yang terjadi di luar negeri itu terjadi di dalam negeri," katanya. 

Lebih juah, Titi mengatakan, penyelenggara pemilu juga seharusnya menyosialisasikan calon-calon anggota legislatif yang bertarung di Pemilu 2019. Terlebih, para caleg minim perhatian lantaran publik lebih cenderung fokus memperhatikan pertarungan para kandidat di Pilpres 2019.