Pemuda Muhammadiyah: Halal bihalal PA 212 bisa memecah persatuan bangsa

Acara halal bihalal jangan disusupi untuk tujuan mendeligitimasi atau menekan hakim MK.

engunjuk rasa yang mengatasnamakan Alumni Universitas Indonesia melaksanakan shalat Ashar di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. Antara Foto

Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah menyatakan aksi massa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK_ yang diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 dengan tema halal bihalal dinilai tak tepat. Alih-alih mempersatukan umat, acara tersebut justru berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Sunanto mengatakan aksi halal bihalal yang bertujuan untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Menurut Sunanto, aksi massa tersebut dapat membuat disintegrasi di tengah masyarakat.

“Kalau mau halal bihalal ya silakan. Tapi fungsikan itu halal bihalal. Bukan malah melakukan aksi mendeligitamasi atau mendesak dan menekan hakim untuk melakukan putusan. Tidak boleh melakukan aksi untuk menekan proses yang sudah sangat terbuka," kata Sunanto seperti dikutip dari RRI di Jakarta, Selasa (25/6).

Karena acara halal bihalal yang digelar PA 212 itu terselubung maksud tertentu, Sunanto mengimbau kepada masyarakat agar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Caranya, menghindari atau tak turut serta dalam aksi tersebut. Dia meminta kepada masyarakat untuk menghormati proses penyelesaian kasus yang tengah berjalan ini.

Terkait persoalan Pilpres 2019, kata Sunanto, masyarakat sebetulnya sudah bisa menerima apa pun keputusan MK. Namun, masih ada pihak yang terus menggembar-gemborkan untuk melakukan aksi. Dengan cara ini malah bisa membuat masyarakat kembali berpikir untuk melakukan upaya disintegrasi.