KPU janjikan debat kedua lebih rileks

Jika perlu, KPU akan menyiapkan sofa di panggung debat.

Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersama pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Foto Antara

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman mengatakan, KPU saat ini tengah merancang desain teknis dan substansi debat kedua Pilpres 2019. Rancangan debat akan diarahkan agar membuat para kandidat merasa lebih rileks dalam adu gagasan. 

"Kalau soal teknis misalnya, para kandidat memerlukan podium atau tidak. Bisa juga kandidat duduk saja, saat ditanya baru berdiri atau bisa juga menggunakan sofa misalnya," kata Arief di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (21/1). 

Arief juga membuka kemungkinan memperpanjang durasi menjawab para kandidat. "Kami akan olah bagaimana membuat kandidat ini rileks. Sehingga, dia (para kandidat) mampu menyampaikan pesan-pesannya lebih baik, detail dan mendalam," ujarnya.

Jika dirasa tidak diperlukan, Arief mengatakan, bel sebagai penanda waktu habis bakal diganti dengan lampu indikator. "Kalau disediakan durasi tiga menit misalnya, satu menit pertama warnanya kuning, menit kedua warnanya hijau, menit ketiga warnanya biru, menit keempat warnanya merah. Jadi, para kandidat mengetahui kalau warna merah sudah melebihi waktunya," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Arief menegaskan, KPU tidak melarang para paslon membawa sontekan saat debat. Para paslon pun diperbolehkan membawa infografis dan catatan-catatan berisi data yang ingin disampaikan kepada publik atau sebagai senjata menepis serangan lawan saat debat.