Otak perempuan ternyata plastis, bisa “bernapas” mengikuti naik-turun hormon tiap bulan.
Elma Jashim, lulusan baru yang tengah bersiap masuk sekolah kedokteran, punya satu kecemasan. Bukan soal beban kuliah, melainkan “roller coaster” emosional bulanan yang selalu datang bersama siklus haid.
“Sekitar dua-tiga hari sebelum menstruasi saya merasa agak datar. Tidak sedih, tidak juga bahagia,” ujar Jashim, seperti dikutip dari National Geographic, Rabu (24/9).
“Saat menstruasi dimulai, perasaan ini membuat saya sangat sensitif terhadap hal-hal kecil. Kesalahan sepele di tempat kerja bisa bikin saya hampir menangis.”
Fenomena yang sering disebut “period brain” ini lama menjadi misteri. Namun riset pencitraan otak terbaru mulai memetakan bagaimana naik-turun hormon seks perempuan bisa mengubah struktur dan konektivitas otak—bukan hanya fungsi organ reproduksi.
Selama bertahun-tahun, studi pada tikus dan mamalia menunjukkan estrogen dapat mengubah volume area tertentu di otak. Tapi, bukti bahwa hormon ini juga bisa mengubah struktur otak manusia dewasa baru muncul belakangan.