Terdapat 1.156 anak usia sekolah yang belum atau tidak lagi mengikuti pendidikan formal di Pasuruan.
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mercy Chriesty Barends, menyampaikan apresiasi atas capaian angka partisipasi sekolah di Kota Pasuruan yang telah mencapai 99,93% pada tahun 2024. Meski begitu, ia menyoroti fakta masih terdapat 1.156 anak usia sekolah yang belum atau tidak lagi mengikuti pendidikan formal.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama, bagaimana anak-anak yang putus sekolah bisa kembali masuk ke dalam sistem pendidikan,” ujar Mercy dalam keterangan, dikutip Jumat (16/5).
Faktor utama yang menyebabkan anak-anak terputus dari pendidikan yakni keterbatasan ekonomi keluarga, rendahnya motivasi belajar, serta pengaruh lingkungan sosial yang kurang mendukung. Dalam konteks ini, Mercy menegaskan pentingnya pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang transparan dan tepat sasaran.
“Dana BOS bukan milik sekolah atau kepala sekolah, tapi milik negara untuk memastikan setiap anak bisa mendapatkan hak pendidikan secara utuh,” tegasnya.
Komisi X juga mencatat perlunya peningkatan pengawasan dan edukasi terhadap pengelolaan keuangan sekolah, mengingat masih ada kepala sekolah di wilayah marginal yang harus berhadapan dengan proses hukum akibat penyalahgunaan dana BOS.