Langkah Iran yang melakukan pengayaan uranium adalah bentuk respons terhadap ancaman Israel.
Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta menyoroti ketimpangan kekuatan nuklir di kawasan Timur Tengah, khususnya kepemilikan senjata nuklir oleh Israel yang menjadi pemicu ketegangan dengan Iran.
“Memang terkonfirmasi Israel punya bom nuklir. Israel juga tidak mau masuk ke NPT (Perjanjian Nonproliferasi Nuklir) dan tidak mau diinspeksi,” tegas Sukamta, dikutip Jumat (27/6).
Ia menilai langkah Iran yang melakukan pengayaan uranium adalah bentuk respons terhadap ancaman Israel. “Jangan dibalik. Oh ini Iran punya nuklir jadi harus disikat. Kan kebalik. Iran itu cuma merespons apa yang dilakukan oleh Israel,” jelasnya.
Namun Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengingatkan perlombaan senjata nuklir di kawasan bisa memicu efek domino. Negara-negara Teluk seperti Arab Saudi berpotensi ikut mengembangkan senjata nuklir.
Meski demikian, ia menyebut ada sisi paradoks dalam kepemilikan senjata nuklir. “Seperti India dan Pakistan. Ketika dua-duanya punya nuklir, yang terjadi malah saling menahan diri. Coba kalau salah satu punya, satunya enggak, itu bisa lebih berbahaya,” tegasnya.