Pengembangan Parsa merupakan respons terhadap meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap layanan informasi yang cepat.
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan parlemen yang modern dan terbuka melalui peluncuran Parsa (Parliament Smart Assistant), sebuah inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk mempermudah akses publik terhadap informasi seputar DPR.
Sekretaris Jenderal DPR, Indra Iskandar, menjelaskan pengembangan Parsa merupakan respons terhadap meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap layanan informasi yang cepat, transparan, dan mudah dijangkau.
“Parsa hadir menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang DPR secara langsung dan interaktif melalui WhatsApp, platform yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di Indonesia. Ini adalah langkah strategis kami dalam menjembatani komunikasi antara parlemen dan publik,” jelas Indra saat peluncuran resmi Parsa di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, Rabu (4/6).
Aplikasi Parsa memiliki beragam fitur, di antaranya menjawab pertanyaan terkait struktur DPR, jadwal kunjungan, layanan pengaduan masyarakat, hingga permintaan dokumen publik. Selain itu, Parsa dilengkapi dengan fitur live chat yang memungkinkan pengguna berinteraksi langsung dengan agen manusia saat jam kerja.
Indra menekankan Parsa bukan sekadar produk digital, melainkan simbol transformasi kerja parlemen yang lebih terbuka dan responsif.